Saya dan istri mendapat vaksin booster merek Pfizer, meskipun pada vaksin pertama dan kedua kami memperoleh merek Sinovac.
Tak ada lagi kewajiban menunggu di ruang observasi, sehingga kami memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
Saat vaksin pertama, saya menunggu 30 menit. Lalu, vaksin kedua selama 15 menit. Alhamdulillah, saya dan istri tidak mengalami sesuatu sebagai dampak vaksin. Dulu, waktu vaksin pertama dan kedua, saya mengantuk dan agak lemes pada sore harinya.
Saya cukup puas dengan cara kerja panitia vaksin booster, jauh lebih tertib dan lebih cepat ketimbang pengalaman vaksin pertama dan kedua.
Tapi, itu memang sudah seharusnya. Bukankah panitia sudah belajar dari berbagai kelemahan pelaksanaan vaksin masa sebelumnya?Â
Masyarakat pun juga sudah punya pengalaman, sehingga sekarang tidak semua orang ingin adu cepat dapat vaksin sampai membludak dan tidak tertib dalam mematuhi protokol kesehatan.
Lagi pula, sekarang lokasi pemberian vaksin relatif banyak dan menyebar secara merata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H