Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Miro Baldo Bento, Striker Timnas Indonesia yang Memilih Jadi WN Timor Leste

25 Januari 2022   14:53 Diperbarui: 25 Januari 2022   14:56 32437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia akan melakukan dua kali pertandingan uji coba melawan Timor Leste, yakni pada tanggal 27 Januari dan 30 Januari 2022.

Melawan Timor Leste, sebetulnya secara psikologis kurang menguntungkan bagi Indonesia. Jika Indonesia menang tipis, atau bahkan menang besar sekalipun, dianggap biasa saja, karena peringkat FIFA Indonesia memang di atas Timor Leste.

Tapi, Timor Leste biasanya punya semangat yang berlipat ganda kalau melawan Indonesia. Bayangkan kalau Indonesia berhasil ditahan imbang, apalagi kalau kalah, akan sangat menyakitkan bagi Indonesia, meskipun judulnya hanya uji coba.

Dulu, ketika Timor Leste masih menjadi bagian dari NKRI sebagai provinsi ke-27, Timor Timur (nama Timor Leste ketika itu) tidak begitu diperhitungkan dalam kompetisi sepak bola nasional.

Persedil Dili sebagai klub nomor satu di Timor Timur, belum pernah menembus babak 12 besar kompetisi antar klub perserikatan tingkat nasional.

Tapi, kota Dili melahirkan seorang pemain sepak bola berbakat yang kemudian terpilih menjadi striker Timnas Indonesia.

Bagi mereka yang sekarang berusia di atas 40 tahun dan mengikuti perkembangan sepak bola nasional, mungkin masih ingat dengan nama Miro Baldo Bento.

Ya, itulah nama striker timnas era 1998-2000 yang antara lain tampil di turnamen Piala AFF 1998 (ketika itu disebut sebagai Piala Tiger) dan mencetak 3 gol, masing-masing 1 gol di gawang Myanmar, Thailand, dan Singapura.

Nama lengkap pria yang lahir tanggal 4 Juni 1975 itu adalah Miro Baldo Bento de Araujo, dan sama sekali tak ada hubungannya dengan Bento pada lagu ciptaan Iwan Fals.

Karena lahir pada 1975, Bento tak mengalami masa penjajahan Portugal. Timor Timur menjadi bagian dari NKRI selama 24 tahun sejak 1975.

Ketika Soeharto tumbang dan digantikan Habibie sebagai Presiden RI, berdasarkan permintaan Habibie kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diadakan referendum di Timor Timur pada 30 Agustus 1999.

Dari hasil referendum, ternyata mayoritas masyarakat Timor Timur memilih untuk melepaskan diri dari Indonesia.

Setelah melalui masa transisi yang diorganisasi oleh PBB, Timor Timur secara resmi merdeka pada 20 Mei 2002 dan menggunakan nama Republik Demokratik Timor Leste.

Kembali ke kisah Miro Baldo Bento, meski saat awal kemerdekaan Timor Leste, ia masih bermain di beberapa klub di Indonesia, Miro memilih menjadi warga negara Timor Leste.

Dengan demikian, statusnya di Indonesia berubah menjadi pemain asing. Timor Leste tidak melakukan naturalisasi terhadap Miro seperti naturalisasi di PSSI terhadap sejumlah pemain Belanda berdarah Indonesia.

Tapi, ketika itu memang semua warga Timor Leste di Indonesia (sebagian besar adalah mahasiswa yang kuliah di berbagai kota) diminta menetapkan pilihan, mau tetap ber-KTP Indonesia atau memilih menjadi WN Timor Leste.

Di awal karirnya, Miro cukup lama memperkuat klub Arseto Solo (1992-1998), kemudian pindah ke Persija Jakarta dan PSM Makassar. Saat di PSM, Miro mengantarkan klub yang dijuluki Juku Eja itu menjuarai Liga Indonesia periode 1999-20000.

Terakhir Miro bermain di PSIS pada 2010 dan setelah itu memutuskan untuk menggantung sepatu serta pulang ke Timor Leste.

Miro merintis karir sebagai pelatih sepak bola di kampung halamannya, dimulai dari jabatan asisten pelatih di klub FC Porto Taibesse. Sejak 2020 Miro sudah jadi pelatih kepala di Boavista Futebol Clube Timor Leste.

Ada satu nama lagi putra Timor Leste yang satu angkatan dengan Miro dan lama berkiprah di berbagai klub di Indonesia. Namun, tidak pernah memeperkuat timnas, yakni Joao Basco Cabral.

Sekarang ini, sepak bola Timor Leste secara umum lebih maju ketimbang di masa masih bergabung dengan Indonesia. Mungkin, sebagai sebuah negara, motivasi para pemian menjadi meningkat 

Bahkan, Timor Leste punya liga sendiri dan ada klub di sana yang mengontrak beberapa pemain asal Indonesia. Inilah bukti kemajuan sepak bola Timor Leste.

Untuk laga uji coba besok, timnas Indonesia diharapkan tidak memandang Timor Leste dengan sebelah mata. Tentu, harapan pencinta sepak bola nasional, Indonesia akan meraih kemenangan.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun