Bayangkan kalau Timnas Indonesia langsung jadi juara, sangat mungkin akan banyak selebrasi yang harus diikuti para pemain. Lalu, bisa saja pemain mulai terbuai dan "lupa diri".
Kemudian, para pemain harus menerima permintaan bertubi-tubi untuk diwawancarai media, wajahnya sering muncul di layar kaca, tawaran membintangi iklan pun berdatangan.
Para pemain juga sibuk menerima hadiah dari berbagai pihak. Bahkan, Gubernur Sulsel akan memberikan hadiah rumah bagi 2 pemain asal Sulsel, Asnawi Mangkualam dan Irfan Jaya.
Coba lihat dulu setelah Indonesia juara AFF U-19 pada 2013. Ke mana-mana pemain diarak dan pelatih Indra Sjafri jadi selebriti baru.
Tapi apa yang terjadi sekarang? Eks timnas U-19 yang disebut-sebut akan menjadi generasi emas sepak bola nasional itu, praktis hanya menyisakan Evan Dimas yang masih lumayan bersinar.
Padahal, pemain se-angkatan Evan di timnas Thailand dan Vietnam berkembang dengan lebih pesat saat masuk level senior.
Nah, itulah yang kita tak ingin terjadi pada timnas sekarang yang juga banyak pemain mudanya. Dengan belum juara, Shin Tae Yong akan tertantang untuk melatih lebih keras lagi.
Program yang disusun Shin Tae Yong adalah berjangka panjang dan berikan waktu yang cukup untuk menuntaskannya.
PSSI sudah menyadari hal tersebut dan sudah menyatakan posisi Shin Tae Yong aman, dalam arti tetap menjadi pelatih.
Jika PSSI masih sering gonta-ganti pelatih, tentu pelatih baru akan memulai dari nol lagi dan ini merugikan secara jangka panjang.
Gelar juara yang kita damba merupakan hal yang sangat wajar, mengingat Indonesia belum sekalipun juara Piala AFF.