Pada hari libur tahun baru 1 Januari 2022 kemarin, saya sekeluraga beserta beberapa orang famili berkumpul untuk makan siang di sebuah restoran Sunda di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.
Kebetulan restoran tersebut punya arena bermain untuk anak-anak dan cocok dengan rombongan beberapa famili saya yang membawa anak-anaknya.
Tapi ada seorang keponakan saya yang tidak bisa hadir. Ia bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) dan lagi melakuan stock opname di perusahan kliennya.
Stock opname tersebut maksudnya menghitung persediaan barang yang ada di sebuah perusahaan, agar catatan yang ada di pembukuan sesuai dengan jumlah barang secara fisik.
Saya tidak tahu klien tersebut bergerak di bidang apa. Tapi, saya bisa membayangkan betapa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghitung barang yang ada di gudang sebuah pabrik, baik berupa bahan baku maupun barang jadi yang siap untuk dijual.
Apalagi untuk supermarket atau apotik yang jenis barangnya sangat banyak. Memang, setiap ada penambahan stok atau pengurangan stok karena terjual, telah ter-up date secara sistem.
Masalahnya, stock opname merupakan prosedur yang wajib dalam proses audit, untuk meyakini tidak ada barang yang hilang, rusak, susut, dan sebagainya yang belum tercatat di sistemnya.
Saya lama bekerja di Divisi Akuntansi, tapi di perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, sehingga kesibukannya pada akhir tahun bukan untuk stock opname.
Tapi, saya dan teman-teman satu divisi tetap sibuk. Bahkan, pada malam pergantian tahun tetap bekerja dan pernah tidur di kantor sekitar dua jam saja pas menjelang waktu subuh.
Kemudian, pagi hari mandi gaya koboi saja di kantor dan ganti pakaian dengan baju santai yang telah dibawa sebelumnya. Bukan untuk pergi main, namun untuk melanjutkan pekerjaan.
Soalnya, sebagai divisi yang bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan perusahaan posisi akhir tahun, tentu banyak hal yang harus dicek, meskipun sebagian besar sudah diproses secara sistem.
Laporan keuangan tersebut merupakan gabungan dari ratusan laporan dari cabang-cabang di seluruh Indonesia dan unit kerja lainnya yang bukan kantor cabang.Â
Dari hasil penggabungan laporan semua unit kerja tersebut, akan dilihat terlebih dahulu apakah ada rekening yang saldonya tidak lazim.
Contoh yang tidak lazim itu, ada rekening yang bersaldo minus atau saldo yang masih menggantung untuk transaksi yang belum terselesaikan pembukuannya.
Jika ada hal seperti contoh di atas, akan dilakukan koreksi oleh divisi akuntansi. Setelah menjadi laporan final yang disetujui Direksi, laporan itu akan diserahkan ke Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk diaudit.
Bagaimana menyiasati agar suasana tahun baru tetap terasa? Ya, ada juga beberapa teman yang meniup trompet sambil menonton siaran langsung dari layar kaca yang menyiarkan konser malam pergantian tahun.
Selain itu, para karyawan dibebaskan memesan makanan dan minuman yang disukainya, padahal pada kegiatan lembur bukan tahun baru, biasanya makanan dibatasi maksimal harganya per orang.
Dan cara seperti itu berlangsung setiap tahun dan akhirnya sudah terbiasa. Tidak ada yang mengeluh ke atasan agar dibolehkan merayakan tahun baru bersama keluarga. Atau, bisa jadi mereka mengeluh di dalam hati saja.
Apalagi staf akuntansi jarang yang dipindahkan ke kantor cabang atau pindah divisi. Bagi sebagian kecil yang mengalami mutasi, itu pun tidak menjamin tidak akan sibuk pada akhir tahun.
Staf pemasaran yang targetnya belum tercapai, akan tetap sibuk sampai akhir tahun. Tapi, bagi yang targetnya telah terlampaui biasanya akan menikmati cuti akhir tahun.
Hanya saja, khusus pada 2 tahun terakhir ini, karena negara kita dilanda pandemi, sebetulnya cuti akhir tahun juga tidak bisa bebas bepergian.
Bahkan, jika mau berwisata ke luar negeri, harus hati-hati karena banyak negara asing yang menolak kedatangan wisatawan asal Indonesia.
Kalaupun sebagian negara masih menerima warga Indonesia, ketika kembali ke tanah air wajib dikarantina selama 10 hari.Â
Begitulah, pandemi telah mengubah banyak hal, sehingga yang terpenting bukan lagi bagaimana agar bisa menikmati liburan, tapi bagaimana agar tetap sehat.
Kesimpulannya, dalam bekerja kita harus bersikap profesional. Jika profesi kita menuntut untuk tetap bekerja pada momen pergantian tahun, terimalah dengan ikhlas.
Sangat banyak profesi yang tidak bisa menikmati libur tahun baru 2022 baru-baru ini, seperti tenaga kesehatan, petugas keamanan, jurnalis, pramuniaga di mal-mal, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H