Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Aktif di Koperasi Mahasiswa Bisa Jadi Pintu Masuk Berwirausaha

20 Desember 2021   06:58 Diperbarui: 20 Desember 2021   16:24 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aktif di UMK Kampus (Sumber: Shutterstock)

Meskipun saya pernah selama 4 tahun (2016-2020) menjadi dosen tidak tetap di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di Jakarta Selatan, saya tidak sempat mengamati program Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di sana.

Tapi, sewaktu saya kuliah di dekade 80-an dulu, sedikit banyak saya aktif di Koperasi Mahasiswa (Kopma) sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Sumatera.

Karena saya mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi, saya dijadikan semacam pengawas atau auditor. 

Jadi, kesibukan saya terutama menjelang diselenggarakannya Rapat Anggota Tahunan (RAT), karena pada forum tersebut akan disahkan laporan keuangan Kopma selama satu tahun terakhir.

Tentu, saya perlu meneliti dulu laporan tersebut dengan menelusuri ke bukti pembukuan, sehingga bila di laporan keuangan tercantum Kopma memperoleh keuntungan, angkanya dapat dipertanggungjawabkan.

Ketika itu, jasa foto kopi merupakan andalan pemasukan bagi Kopma, karena sering dibutuhkan para mahasiswa.

Kopma sering pula menjadi perantara pembelian buku teks, karena bila dipesan secara banyak ke penerbit, dapat diskon lumayan. Sehingga, mahasiswa yang membeli buku ke Kopma sedikit lebih murah ketimbang membeli ke toko buku.

Perlu diketahui, secara umum dikenal ada 4 jenis koperasi, yakni koperasi produksi, koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, dan koperasi jasa.

Nah, Kopma termasuk sebagai koperasi konsumsi karena lebih banyak melayani kebutuhan sehari-hari mahasiswa.

Kelemahan utamanya adalah tidak tertibnya anggota menyetor iuran rutin, meskipun iuran tersebut relatif kecil.

Kalau saya tidak salah ingat, keuntungan yang diperoleh Kopma sangat kecil, bahkan agar bisa menyediakan konsumsi yang layak bagi peserta RAT, terpaksa minta dana dari pihak akademik kampus.

Namun, banyak keuntungan yang dapat dipetik seorang mahasiswa yang aktif di Kopma. Insting bisnisnya akan terasah sehingga bisa disebut sebagai ajang latihan berwirausaha.

Selain itu, Kopma membuat mahasiswa terlatih dalam menyusun rencana, mengeksekusi program yang disusun, mengevaluasi, dan berbagai fungsi manajemen lainnya.

Pelajaran di bangku kuliah seperti pada Teori Pengambilan Keputusan dapat diterapkan mereka yang aktif di Kopma.

Sekalipun seseorang tidak kuliah di fakultas ekonomi, tidak ada masalah bila berkecimpung di perkoperasian. Apalagi, pengurus Kopma relatif sering mendapat pelatihan dari Dinas Koperasi setempat atau saling belajar dengan Kopma di perguruan tinggi lain. 

Kopma yang telah terbukti sukses bisa menjadi benchmark bagi Kopma lainnya tentang bagaimana mengelola usaha yang baik.

Sayangnya, seingat saya, teman-teman saya yang dulu sama-sama aktif di Kopma, tidak satu pun yang akhirnya terjun menjadi pelaku bisnis.

Ilustrasi kegiatan Koperasi Mahasiswa| Dok. memontum.com
Ilustrasi kegiatan Koperasi Mahasiswa| Dok. memontum.com

Kebanyakan mereka memilih menjadi pegawai negeri, pegawai perusahaan milik negara, dan pegawai perusahaan swasta. 

Saya sendiri berlabuh di kantor pusat sebuah BUMN yang bergerak di bidang keuangan di ibu kota. Tapi, saya optimis melihat para lulusan perguruan tinggi sekarang yang semakin banyak berminat untuk berwirausaha.

Bahkan, saya tahu beberapa orang yang sudah jadi staf di perusahaan milik negara, memilih resign untuk membuka usaha sendiri.

Memang, jika semua angkatan kerja memilih untuk berburu mencari pekerjaan, pasti tidak akan terserap oleh lapangan kerja yang tersedia.

Makanya, harus ada mereka yang berani menciptakan lapangan kerja sendiri dengan jeli melihat peluang bisnis. 

Contohnya, sekarang tak sedikit sarjana yang berbisnis kuliner, punya kedai kopi bergaya kekinian, menjual pakaian muslim melalui media sosial, dan sebagainya.

Jika sejak kuliah sudah berjiwa bisnis, termasuk dengan aktif di Kopma, ada harapan nantinya akan menjadi pelaku usaha yang sukses.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun