Perjuangan Timnas Indonesia di turnamen tetap dua tahunan memperebutkan Piala AFF sudah dimulai. Turnamen yang sedianya berlangsung pada tahun 2020 lalu, tertunda satu tahun karena pandemi Covid-19.
Kali ini giliran Singapura, negara tetangga yang berjarak "selemparan batu" dari Pulau Batam, Kepulauan Riau, yang menjadi tuan rumah.
Turnamen ini sudah berlangsung sejak 1996, dan belum sekali pun Indonesia mengangkat trofi, meskipun sudah lima kali menjadi finalis.
Tentu saja kita sangat berharap pada tahun ini timnas kita berhasil menggondol Piala AFF, biar "pecah telur".
Pada laga pertama, Kamis (9/12/2021) malam, Indonesia berhasil mengalahkan Kamboja dengan skor 4-2.
Saya yang menonton siaran langsung dari layar kaca, awalnya sungguh gembira ketika Indonesia dalam waktu relatif cepat sudah unggul 3-0.
Dalam hati saya berkata, jika Indonesia konsisten bermain cepat dan agresif seperti 30 menit pertama ini, Indonesia bakal menang besar. Prediksi saya bisa 5-0 atau 6-0.
Eh, tahu-tahunya Kamboja berhasil bangkit, justru Indonesia yang mulai kewalahan. Beruntung Indonesia masih bisa menang, karena di babak kedua Kamboja bermain makin apik.
Terlepas dari laga melawan Kamboja tersebut, sejumlah pengamat sepak bola memang memberikan catatan kritis pada skuad timnas yang tidak punya striker yang lihai mencetak gol.
Tiga striker yang ada sekarang, yakni Ezra Walian, Kushedya Hari Yudo dan Hanis Saghara, belum terbukti kesuburannya di Liga 1 Indonesia.
Justru, striker Bali United, Ilija Spasojevic, yang sudah dinaturalisasi dan merupakan salah satu yang tersubur di Liga Indonesia, tidak dipilih oleh pelatih Shin Tae Yong.