Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hebatnya Ekspansi Pemain Papua, Tersebar di Klub Liga 1, 2, dan 3

5 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 5 Desember 2021   09:02 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ricky Kambuaya (tengah)|dok. persebaya.id, dimuat tempo.co

Ada berita tentang klub yang bermain di Liga 3, Lombok FC (LFC), yang bermarkas di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Baru-baru ini LFC mendatangkan 3 pemain asal Papua.

Liga 3 merupakan kasta terendah dalam kompetisi sepak bola di tanah air dan  jarang sekali muncul pemberitaannya di media massa nasional.

Saking banyaknya klub peseta Liga 3, maka kompetisinya dilakukan dalam beberapa putaran, yakni tingkat provinsi, regional, dan nasional.

Selama ini, pemain klub Liga 3 diisi oleh pemain lokal di tempat klub tersebut berada. Tapi, sekarang sebagian klub merasa perlu mendatangkan pemain dari luar provinsinya, seperti LFC di atas.

Dan berbicara tentang daerah di Indonesia yang tak pernah berhenti melahirkan banyak pemain berbakat, tak pelak lagi, Papua adalah salah satunya.

Bisa jadi pemain berbakat dari Pulau Jawa juga banyak, namun mengingat jumlah penduduknya yang sangat padat, tentu wajar-wajar saja.

Nah, di situlah hebatnya Papua. Meskipun penduduknya relatif sedikit, tapi pemain sepak bolanya melimpah. 

Maka, jadilah Papua pemasok pemain yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Bahkan, ada nama Rudolof Yanto Basna, putra Sorong (Papua Barat) yang sejak 2019 bermain untuk klub di Thailand.

Kalau di Indonesia jangan ditanya lagi, pemain asal Papua selain tersebar di semua penjuru, juga terwakili di semua level kompetisi, yakni dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3.

Di klub Liga 2, ambil contoh di klub milik "sultan" Raffi Ahamd, RANS Cilegon FC, baru saja merekrut pemain yang memeperkuat Tim PON Papua, Jefron Sitawa.

Seperti diketahui, pada PON yang berlangsung di Papua Oktober lalu, untuk cabang sepak bola, tuan rumah Papua tampil perkasa dengan merebut medali emas.

Jefron menggantikan posisi pemain asal Papua lainnya, Patrich Wanggai, yang seteleh "dibuang" oleh RANS Cilegon FC direkrut oleh sesama klub Liga 2, Sulut United.

Di Persis Solo, ada nama Marinus Wanewar dan di PSMS Medan ada Titus Bonai. Kemudian ada lagi Vendry Mofu di Semen Padang FC.

Daftar pemain Papua di Liga 2 masih bisa diperpanjang, tapi sudah cukup mewakili, bahwa putra daerah Papua telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan sepak bola di daerah lain.

Papua memang Brazil-nya Indonesia. Anak-anak dengan bakat alam sudah terlihat lihai mengolah bola dan semakin dewasa mereka jadi seniman bola.

Dengan keahlian bermain bola, anak-anak Papua punya impian untuk mengubah nasibnya. Mereka ingin menjadi pemain profesional, yang memperoleh penghasilan dari lapangan hijau.

Nah, sekarang kita bahas kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola di negara kita yang dinamakan Liga 1. 

Kalau dilihat prestasi klub-klub asal Papua, sekarang hanya tinggal Persipura Jayapura yang masih berlaga di Liga 1. 

Dulu, sebelum bernama Liga 1, beberapa klub Papua sama-sama bertarung di kompetisi kasta tertinggi tersebut. Ketika itu, selain Persipura ada Persiwa Wamena, Perseru Serui dan Persiram Raja Ampat (Papua Barat).

Begitu klub-klub selain Persipura terdegradasi atau diakuisisi oleh klub lain, para pemainnya pun laris direkrut oleh klub dari luar Papua.

Sekarang, kebetulan Persipura Jayapura lagi terpuruk di Liga 1, pada klasemen sementara berada di zona degradasi (3 klub peringkat terbawah pada klasemen akhir akan turun kasta ke Liga 2).

Tapi, prestasi pemain Papua yang bermain di berbagai klub Liga 1 lainnya, tetap bersinar. Boaz Solossa, pemain legendarisnya yang cukup lama menjadi kapten Persipura, kini hijrah ke Borneo FC.

Di Timnas, ada nama Ricky Kambuaya yang sangat menonjol dan menjadi starting eleven pilihan langsung pelatih Shin Tae Yong. Ricky di level klub memperkuat Persebaya Surabaya.

Pemain Papua lainnya di Liga 1, sekadar menyebut beberapa contoh, adalah Osvaldo Haay dan Braif Fatari (Persija Jakarta), Yakob Sayuri (PSM Makassar), Nelson Alom (PSIS Semarang), Arthur Bonai (Bhayangkara FC), dan banyak lagi yang lainnya.

Itulah hebatnya Papua. Di klub lain seperti Bali United, Madura United, Barito Putera, dan Borneo FC, pemain lokal yang berasal dari daerah tempat klub bermarkas, sangat minim.

Ricky Kambuaya (tengah)|dok. persebaya.id, dimuat tempo.co
Ricky Kambuaya (tengah)|dok. persebaya.id, dimuat tempo.co

Tapi, Papua (termasuk provinsi Papua Barat) malah sukses "mengekspor" pemain. Ini membuktikan bahwa bakat alam dan semangat juang tinggi sering lebih unggul dari anak-anak di daerah lain yang dididik di berbagai sekolah sepak bola.

Sekarang, tinggal semakin mengasah lagi kemampuan pemain kita, baik asal Papua maupun daerah lain, agar bisa bersaing di level internasional, paling tidak di Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun