Jelaslah, selain bermanfaat untuk pendidikan, gawai, laptop dan komputer juga berdampak negatif dari paparan cahayanya.
Sebaiknya ada pembatasan waktu menggunakan gawai agar mata bisa istirahat. Pengawasan orang tua sangat penting agar si anak tidak terus-terusan main gawai.
Tapi, tak bisa lain, orang tua sendiri harus memberi contoh. Tak bisa melarang begitu saja.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau agar anak usia di bawah 2 tahun tidak menggunakan gawai.
Usia 2-6 tahun boleh menggunakan gawai maksimal 1 jam, dan usia 6-`12 tahun tidak lebih dari 90 menit. Sementara waktu istirahat penggunaan gawai antara 10-30 menit.
Apa yang terjadi di Bogor diduga juga terjadi di mana saja, karena sekarang hampir semua orang sudah punya gawai.
Jangankan anak-anak, orang dewasa pun sulit untuk membatasi dirinya sendiri dalam menggunakan gawai.Â
Boleh dikatakan sejak bangun pagi sampai mau tidur lagi di malam hari, gawai berada di tangan atau selalu berdekatan dengan seseorang.
Bahkan, di toilet pun ketika lagi buang air besar, asyik dilakukan sambil main gawai. Padahal, kalau tidak hati-hati gawai bisa nyemplung ke tempat kotoran
Jika seseorang keluar rumah, hal yang paling diingat bukan membawa dompet, tapi jangan sampai ketinggalan membawa gawai.
Seakan-akan hidup tanpa gawai serasa kiamat, mau apa-apa jadi tidak bisa. Soalnya, berkomunikasi dengan orang lain, mencari informasi, dan melakukan transaksi, semuanya melalui gawai.