Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dulu Gaji Guru seperti Dikebiri, Sekarang Ada Tunjangan Sertifikasi

25 November 2021   14:31 Diperbarui: 25 November 2021   14:41 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Guru 2021 diperingati pada hari ini, Kamis 25 N0vember 2021. Selamat untuk semua guru di seluruh penjuru tanah air.

Terima kasih banyak atas pengabdian para guru yang sering dijuluki sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa". Ya, guru memang pahlawan bagi bangsa dan negara.

Betapa tidak, kunci utama dari kemajuan suatu negara bukan terletak pada kekayaan alamnya, tapi pada mutu sumber daya manusia (SDM)-nya.

Dan berbicara SDM, tak pelak lagi, pendidikan lah yang memegang peranan penting. Dengan pendidikan yang baik, akan lahir generasi yang siap melanjutkan pembangunan yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju.

Pengabdian guru semakin terlihat sejak musibah pandemi  melanda negara kita. Meskipun harus diakui banyak guru di daerah yang tergolong gagap teknologi, tapi dengan ketangguhannya berhasil melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk "Statistik Pendidikan 2020" menunjukkan ada 2.893.407 guru di Indonesia pada tahun ajaran 2019/2020.

Demikian banyak jumlah guru, makanya sangat gampang kita temui di mana-mana, kecuali mungkin di beberapa kawasan terisolir yang gurunya masih relatif langka.

Jika seorang guru sudah berkeluarga dan satu keluarga terdiri dari 4 orang (suami, istri, dan 2 anak), maka terdapat sekitar 11-12 juta jiwa penduduk yang hidupnya bergantung dari penghasilan seorang guru.

Atau, kalau sedikit menyimpang dari topik utama, seandainya semua guru sepakat membentuk sebuah partai politik, maka ada potensi mendulang suara sekitar belasan juta itu tadi.

Itu artinya sekian kursi parlemen bisa diduduki oleh figur yang mewakili guru, bahkan bisa diperhitungkan untuk ikut berperan dalam mengusung seorang calon presiden.

Dengan keterwakilan guru secara politik, akan banyak aspirasi guru yang bisa dituangkan sebagai kebijakan resmi pemerintah.

Tapi, lupakan saja soal politik. Soalnya, sejauh ini belum terlihat syahwat berpolitik para guru. Berbeda misalnya dengan organisasi serikat pekerja, sedikit banyaknya para pengurusnya terlihat punya syahwat politik.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi tempat berhimpunnya para guru sudah menegaskan tidak berpolitik, dalam arti tidak berafiliasi ke partai politik tertentu.

Bahkan, jika ada pengurus PGRI yang terpilih menjadi anggota DPR, diwajibkan mundur sebagai pengurus, agar independensi PGRI tetap terjaga.

Jadi, PGRI konsisten menjadi mitra strategis pemerintah dalam memajukan pendidikan di tanah air, termasuk memperjuangkan kesejahteraan guru.

Ya, topik kesejahteraan guru selalu menjadi topik yang "seksi". Meskipun ada pro-kontra soal ini. 

Ada yang mengatakan bahwa profesi guru merupakan panggilan jiwa, makanya semangat guru tidak pernah kendor walaupun gajinya kecil.

Tapi, pendapat sebaliknya yang lebih realistis, bagaimanapun juga kesejahteraan merupakan salah satu faktor untuk memotivasi dan sekaligus sebagai wujud penghargaan atas pengorbanan guru.

Gambaran sosok guru zaman dulu kurang lebih seperti yang disampaikan Iwan Fals lewat lagunya "Guru Oemar Bakri", guru pegawai negeri, 40 tahun mengabdi, dan gajinya seperti dikebiri.

Namun itu kan dulu, ketika negara belum mampu memberikan gaji yang layak. Sekarang ceritanya berbeda, paling tidak untuk guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

Kebetulan saudara saya banyak yang jadi guru. Banyak pula teman saya yang setelah menamatkan sekolah menengah memilih kuliah di IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan kemudian manjadi ibu atau bapak guru,

Rata-rata kehidupan teman-teman tersebut memadai secara ekonomi, sudah punya rumah sendiri dan kendaraan roda empat, serta mampu membiayai kuliah anak-anaknya.

Para guru yang mengalami peningkatan kesejahteraan itu, merupakan guru-guru yang bagus, yang telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi.

Tinggal sekarang ini, yang jadi masalah adalah masih banyaknya guru yang bukan PNS, yang statusnya guru honorer. 

Pemerintah sudah punya jawaban, guru honorer akan diseleksi untuk diangkat jadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sekali lagi, Selamat Hari Guru Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun