Sepanjang saya menjadi kompasianer sejak 8 tahun yang lalu, saya sengaja tidak menulis dengan spesifikasi tertentu. Makanya, mohon maaf kalau saya terkesan "rakus", kategori apapun yang ada di Kompasiana, saya lahap.
Jadilah saya penulis gado-gado, yang sok tahu banyak hal, padahal harus saya akui tidak satu kategori pun yang saya kuasai secara mendalam. Ya, hanya sekadar tahu kulit-kulitnya saja.
Mungkin hal itu ada kaitannya dengan kegemaran saya makan gado-gado. Sebetulnya bukan gado-gado saja, tapi semua makanan yang berkuah kacang, saya sukai.
Tapi, top of mind saya memang gado-gado. Meskipun saya pernah makan gado-gado di restoran yang mahal (menurut ukuran kantong saya), lidah saya terlanjur cocok dengan gado-gado yang dijual pedagang yang mangkal di pinggir jalan.
Lihatlah sepiring gado-gado. Apa yang dominan? Tidak ada, hanya ada berbagi sayuran, tapi serba sedikit. Kalau pun ada telor bulat, biasanya separuh, atau lebih kecil lagi.Â
Demikian pula tulisan saya, apa yang dominan? Ya, tidak ada. Lha, saya hanya menulis apa yang terlintas di pikiran. Tanpa target apa-apa, tanpa beban apa-apa.
Jujurkah saya kalau menulis tanpa target? Ya, dulu sih begitu. Sekarang, sedikit banyak saya terkontaminasi juga dengan K-Rewards. Makanya, saya sering ikut-ikutan menulis topik pilihan.
Namun, ada beberapa topik yang saya hanya bisa bilang: "pas", karena saya betul-betul tidak punya ide sama sekali.Â
Nah, pada kesempatan ini, dari lubuk hati saya yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih banyak kepada semua kompasianer yang telah membaca tulisan-tulisan saya.
Saya sadar, begitu banyak tulisan di Kompasiana, belum lagi di situs lainnya. Padahal, waktu yang tersedia bagi seseorang untuk membaca sangat terbatas.
Maka, saya sungguh berterima kasih, di sela-sela kesibukan, para kompasianer masih menyempatkan melongok tulisan saya.