Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Padang Instan, Agar Korban Bencana Tak Makan Mi Melulu

3 November 2021   06:30 Diperbarui: 3 November 2021   06:33 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi Padang Instan yang diperlihatkan seorang mahasiswi Universitas Andalas Padang|dok. AntaraFoto/Iggoy el Fitra, dimuat suara.com

Jadi, cukup tuangkan air dingin ke dalam plastik berisikan bahan-bahan nasi padang instan, makanan ini segera bisa dinikmati hangat-hangat.

Daya tahannya diklaim bisa hingga satu tahun, makanya cocok untuk dijadikan pangan darurat bencana. Jauh lebih lama dibanding makanan rendang yang biasa dikirim dari Sumbar bagi korban bencana.

Jelas, makan nasi dengan lauk rendang akan lebih enak dan lebih mengenyangkan ketimbang makan mi insatan.

Apalagi, rendang sudah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia menurut survei dari CNN International pada 2011.

Masalahnya, apakah nasi padang instan akan diproduksi secara rutin dalam arti dikomersialkan oleh perusahaan tertentu?

Kalau hanya dibuat bila ada bencana, tentu disayangkan. Toh, bukan hanya korban bencana yang membutuhkan, tapi juga mereka yang dalam perjalanan jauh, baik ke daerah lain di dalam negeri maupun ke luar negeri. 

Untuk memproduksi secara massal, tentu berkaitan pula dengan hak paten yang saat ini masih dalam proses di Kementerian Hukum dan HAM.

Setelah proses tersebut selesai, apakah pihak Universitas Andalas akan bekerja sama dengan perusahaan tertentu, belum didapat informasinya.

Satu hal yang pantas diapresiasi, hasil penelitian perguruan tinggi negeri tertua di Sumatera itu merupakan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat banyak.

Selama ini, ada kesan hasil penelitian di perguruan tinggi hanya sekadar penelitian semata, tanpa ada tindak lanjut bagaimana memasyarakatkannya.

Siapa tahu, perguruan tinggi lainnya bisa menghasilkan penelitian yang berpotensi dikembangkan oleh pelaku usaha, khususnya di level UMKM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun