Ada perkembangan terbaru dari ajang kompetisi sepak bola kasta tertinggi di tanah air yang dinamakan dengan Liga 1. Setelah terhenti lebih dari satu tahun karena pandemi, sejak dua bulan terakhir ini sudah kembali bergulir.Â
Tapi, pada setiap laga Liga 1 selama dua bulan tersebut, belum boleh dihadiri langsung oleh penonton. Jadi, kalau kita melihat dari tayangan siaran langsung di layar kaca, tribun penonton kosong melompong.
Memang, di tribun kehormatan, adakalanya terlihat pejabat atau pengurus PSSI yang menonton. Tapi, kesan sepinya stadion tetap tak terhindarkan.
Bila di layar kaca terdengar sorak sorai penonton, sepertinya itu rekaman efek suara buatan yang dilakukan oleh pemegang hak siar.
Di Eropa, pertandingan sepak bola sudah boleh ditonton, sejak pertengahan Mei 2021 lalu.Â
Seperti di Liga Inggris, awalnya dengan sejumlah pembatasan, yakni kapasitas bangku yang boleh diisi penonton maksimal 10.000 orang.
Padahal, kapasitas masing-masing stadion yang menjadi markas klub-klub yang bertanding, rata-rata di atas 30.000 orang.
Tapi, karena keyakinan otoritas setempat dengan keampuhan vaksinasi, sekarang penonton sudah tidak lagi wajib pakai masker dan jaga jarak pun sudah tidak begitu ketat (Tribunnews.com, 15/8/2021)
Berbicara tentang penonton, terutama kelompok pendukung klub yang bertanding, kehadirannya tidak sekadar menyemarakkan saja.Â
Mereka sering beraksi dengan berbagai nyanyian penyemangat, meneriakkan yel-yel atau membuat konfigurasi yang unik.