Istimewanya, lagu-lagu Rhoma sudah beberapa kali menjadi objek kajian karya ilmiah, baik level sarjana maupun pascasarjana, di dalam dan di luar negeri.
Tidak hanya bernyanyi, Rhoma juga membintangi 27 film layar lebar dan sinetron, yang juga mengusung nilai-nilai dakwah.
Rhoma Irama menyadari bahwa usianya semakin beranjak tua. Bahkan, Rhoma menjadi satu-satunya personil Soneta formasi pertama kali dibentuk yang masih hidup saat ini.
Seperti ditulis solopos.com (19/10/2021), Rhoma ingin "menyulap" Studio Soneta Group di Depok, Jawa Barat, menjadi museum.
Itulah warisan Rhoma bagi semua penggemarnya yang terorganisir dalam sebuah perkumpulan yang dinamakan FORSA (Fans of Rhoma and Soneta).
Selain itu, Rhoma juga berkeinginan dimakamkan di Studio Soneta jika nanti meninggal dunia.
Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Desember 1946, Rhoma lebih kurang satu bulan lagi akan berulang tahun ke-75.
Tak banyak penyanyi yang sampai usia sebegitu masih produktif. Wajar, bila hasil karyanya yang demikian banyak sebaiknya bisa dirawat di sebuah museum yang representatif.
Ternyata keinginan Rhoma juga sejalan dengan apa yang direncanakan oleh pengurus FORSA sejak dulu, yakni membangun sebuah museum (antaranews.com, 24/10/2014).
Hanya saja, kalau Rhoma membuat museum untuk penggemarnya, FORSA membuat museum sebagai bentuk penghargaan penggemar kepada Raja Dangdut tersebut.
Jadi, antara Rhoma dan FORSA telah tercipta rasa saling menghargai. Ya, antara musisi dan penggemar memang saling membutuhkan.