Bukan hanya masyarakat yang kurang peduli, kalau mau jujur, pemerintah daerah banyak yang juga kurang memperhatikan museum di daerahnya.Â
museum di Indonesia sesungguhnya amat banyak, karena paling tidak setiap pemerintah kabupaten atau kota punya satu museum.
Padahal,Lalu, di kota-kota besar, apalagi seperti di Jakarta, Bogor, dan Bandung, punya museum yang banyak, baik yang bertema umum atau bertema khusus seperti museum wayang, museum geologi, museum zoologi, dan sebagainya.
Beberapa museum sebetulnya sudah dibenahi dan karenanya nyaman dikunjungi, seperti Museum Nasional di Jakarta.
Hanya saja, mungkin karena promosinya belum gencar, dan juga selama hampir dua tahun terakhir ini terjadi musibah pandemi, museum ini relatif sepi.
Contoh lain, sebelum pandemi, kawasan kota tua Jakarta termasuk objek wisata yang ramai terutama di hari libur.
Ironisnya, mereka yang masuk ke Museum Fatahillah yang jadi ikon kota tua itu, relatif sedikit.
Pengunjung hanya ramai berfoto dengan mengambil museum sebagai latar belakang atau sekadar menyewa sepeda berkeliling taman di depan museum.
Museum di daerah yang dikelola pemda setempat nasibnya lebih parah. Ambil contoh Museum Adityawarman di Padang.Â
Banyak wisatawan dari luar daerah yang berkunjung ke Padang lebih tertarik jalan-jalan ke Pantai Padang dan tidak melirik museum yang gedungnya berupa rumah adat Minang itu.
Ada perkembangan menarik sejak beberapa tahun terkahir ini, berbagai perusahaan besar tertarik membangun museum yang berkaitan dengan sejarah perusahaannya.