Kapasitas produksi perusahaan yang menerima pendanaan dari perbankan akan meningkat, itulah yang antara lain memicu kebutuhan tenaga kerja baru.
Pada gilirannya, penerimaan pajak yang dipungut pemerintah pun meningkat, sehingga pemerintah tidak perlu menerbitkan surat utang dalam jumlah sebesar sebelumnya.
Penerimaan pajak menjadi kunci utama bisa berjalannya berbagai program pemerintah, termasuk pemberian bantuan sosial dan subsidi bagi masyarakat kurang mampu.
Begitulah kurang lebih bagaimana roda perekonomian suatu negara bisa berputar dan memunculkan kegairahan bagi pelaku usaha.
Tapi, seperti sudah disinggung di bagian awal tulisan ini, perlu diingatkan agar bergairahnya perekonomian jangan sampai membuat lengah upaya penanganan pandemi, atau nantinya endemi.
Jadi, bagaimana agar masyarakat berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, merupakan hal yang tak dapat ditawar lagi.
Keramaian di objek wisata dengan pengunjung yang banyak tidak memakai masker, jelas mengandung bahaya.
Orang yang sudah divaksin, meskipun sangat membantu, bukan jaminan tidak akan tertular Covid-19.
Di lain pihak, penjatuhan hukuman yang relatif berat bagi pelaku usaha yang dinilai tidak mematuhi ketentuan, apalagi misalnya ditambah dengan pungutan liar, akan menjadi hal yang kontra produktif.
Maka, mengaitkan soal kegairahan ekonomi di masa pandemi dan endemi, bukan semata soal gas dan rem. Bagaimana secara konsisten ngegas tapi dengan laju kecepatan yang sedang-sedang saja, menjadi hal yang penting.
Masalahnya, kecepatan yang sedang-sedang saja itu seberapa? Terlalu pelan tidak ngefek, kalau ngebut bisa fatal akibatnya.