Sisi positifnya bila pandemi berubah jadi endemi, para pelaku ekonomi sudah bisa melakukan berbagai kegiatan produktif yang selama pandemi terhenti atau tersendat.
Ketidakpastian ekonomi selama pendemi membuat pelaku usaha atau manajemen perusahaan kesulitan dalam membuat perencanaan bisnis.Â
Nah, pada masa endemi, karena mulai terjadi kelonggaran dalam aktivitas masyarakat, berbagai rencana bisnis sudah saatnya dieksekusi.
Dengan demikian, diharapkan pemulihan ekonomi nasional bisa berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dampak ikutannya, lapangan kerja akan kembali terbuka, baik bagi angkatan kerja yang baru menamatkan pendidikan atau bagi pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi.
Dampak positif lainnya, karena angkatan kerja tersebut menerima penghasilan dari tempatnya bekerja, tentu konsumsi masyarakat kembali meningkat.
Tidak hanya konsumsi barang kebutuhan pokok yang meningkat. Kelompok kelas menengah ke atas akan kembali memenuhi destinasi wisata yang populer.
Jadi, omzet berbagai perusahaan akan melonjak tajam, dari penyedia sembako hingga maskapai penerbangan, hotel, dan restoran.
Perbankan pun akan bergairah mengucurkan kredit, setelah selama pandemi pertumbuhan kredit secara nasional mengalami kontraksi (pertumbuhan minus).
Jelas, kontraksi kredit itu terjadi karena pihak bank menilai masih terjadi ketidakpastian ekonomi karena pandemi.
Jika bank memaksakan diri mengucurkan kredit kepada dunia usaha, akan dibayangi oleh peningkatan risiko kredit macet atau dalam terminologi perbankan disebut dengan non performing loan (NPL).