adakah yang lebih menjijikkan dari tikus got?Â
kalau sudah jadi bangkai, bau busuknya menyengat menebar ancaman
itulah yang biasa keliahatan di selokan yang penuh sampah di pinggir gang sempitÂ
di kesumpekan perkampungan kumuh ibu kota
bangkai tikus sering pula terlihat dengan darah yang muncrat sehabis dilindas kendaraan
lalu bangkai itu dikerubungi lalat
silih berganti orang lewat sambil menutup hidung rapat-rapat
lalu membuang muka dan membuang ludah
tak ada yang peduli dengan kebersihan lingkungan
serahkan saja kepada para penyapu jalan
pasukan oranye dari dinas kebersihan
adakah yang lebih menjijikkan dari bangkai tikus got?
kalaupun tikusnya belum jadi bangkai, tetap saja menjijikkan
tikus got lihai mencari celah menumukan lubang persembunyian di tempat kotor dan pengap
kemudian diam-diam keluar sarang dan melahap apa saja yang bisa dimakan
tikus got pejuang tangguh yang gigih merintis jalan untuk menyelusup ke rumah-rumahÂ
kehadiran tikus membuat penghuni rumah tiba-tiba meloncat, terpekik, dan menjerit
berbagai alat pun dipasang untuk menjerat
lem tikus, racun tikus, dan entah apalagi
pokoknya tikus-tikus wajib dibasmi.
tikus-tikus diburu
yang jadi bangkai dengan berat hati dibuang si mbak pembantuÂ
pakai sarung tagan dan dilapisi plastik hitam terlebih dahulu
tapi dengan semangat mati satu tumbuh seribu
tikus yang masih selamat cepat sekali beranak pinak dengan suara cicitnya yang bikin ngilu
adakah tikus yang mendapat kedudukan terhormat?Â
ada, tikus berdasi yang pintar menebar senyum sambil mengucap janji
mampu berpidato berapi-api diselipi kutipan ayat suci
tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
katanya kebersihan itu setengah dari iman
seperti halnya tikus got, naluri tikus berdasi juga senang bermain di tempat kotor
di tempat sang tikus bisa makan aspal, makan besi, makan semen dan minum minyak
tikus berdasi punya dayang-dayang dan ajudan
ketawa ketiwi mereguk kenikmatan duniawi
tak ada yang membuang ludah, malah banyak yang menjilat sang tikus berdasi
tikus berdasi tidak hidup abadi
cepat atau lambat kan jadi bangkai, mati
ada yang selamat sepanjang hayat, tidak telacak kekotorannya
nasibnya tetap mulia, makamnya bak istana
tapi tak ada yang bakal lolos dari hukuman Sang Maha Pencipta
Jakarta, 22 September 2021, tulisan "coba-coba" bertema prosa liris lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H