Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Tergoda Voucher Belanja, Ada yang Sebaiknya Hanguskan Saja

21 September 2021   11:33 Diperbarui: 21 September 2021   12:29 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkali-kali notifikasi masuk di gawai saya dari sebuah aplikasi yang berfungsi sebagai alat pembayaran non tunai. Isi pesannya, saya masih punya sejumlah voucher belanja yang kalau tidak digunakan, besok akan hangus.

Belum lagi dari aplikasi yang lain, saya juga sering dapat voucher seperti itu. Ada yang memberikan potongan harga untuk berbelanja barang tertentu di tempat tertentu.

Voucher dengan metode cashback sering pula saya terima. Umpamanya, saya belanja dengan mengurangi saldo akun saya di aplikasi tertentu senilai Rp 250.000.

Setelah transaksi berhasil, akun saya akan mendapat cashback yang menambah saldo, misalnya sebesar Rp 25.000 atau 10 persen dari nilai belanja.

Ada pula yang menggratiskan ongkos kirim (ongkir), untuk beberapa jenis barang jika saya belanja pakai aplikasi tersebut.

Juga ada voucher yang memberikan bonus bila berbelanja sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Umpamanya, beli satu item barang dapat bonus satu item lagi.

Pertanyaannya, haruskah saya menggunakan semua itu? Saya harus mengambil keputusan secara cepat, karena itu tadi, berlakunya voucher untuk waktu yang amat singkat.

Sepertinya, memang ada niat pihak pengirim voucher memainkan sisi psikologis konsumennya. Dengan waktu berlaku yang mepet, diharapkan konsumen segera berbelanja.

Masalahnya, tak semua barang yang bisa dibeli dengan voucher itu yang betul-betul saya butuhkan.

Buat apa membeli barang atau jasa hanya sekadar agar voucher itu tidak mubazir. Justru, menurut saya, membeli barang dan jasa yang tidak saya perlukan itulah yang mubazir.

Lagi pula, nilai voucher itu relatif kecil. Artinya, kalau saya belanja, meskipun sudah dapat diskon, saya tetap perlu mengeluarkan uang yang cukup besar menurut ukuran kantong saya.

Ya, memang uang yang keluar tidak persis dari kantong saya, karena transaksinya secara non tunai. 

Tapi, efeknya sama saja, yakni mengurangi salo akun saya di apilikasi tersebut atau mengurangi saldo rekening saya di bank.

Memang, karena banyak dapat voucher, jika ditotal, cukup signifikan juga. Menurut saya, kalau ada orang yang tergoda, wajar saja.

Tapi, saya tidak gampang tergoda untuk memanfaatkan semua voucher itu.

Sama sekali saya tidak merasa rugi menghanguskannya. Bahkan, jika notifikasi itu bisa saya hapus, sering saya hapus langsung.

Meskipun setelah itu, muncul lagi notifikasi yang mengingatkan saya bahwa saya masih punya voucher yang belum digunakan.

Jadi, bagi Anda yang juga menerima voucher seperti saya, sebaiknya kita berpikir panjang terlebih dahulu.

Jika barang yang bisa dimanfaatkan dengan voucher tersebut memang sudah kita rencanakan untuk dibeli karena sangat diperlukan, ya dapat voucher ibarat kata pepatah "pucuk dicinta ulam tiba".

Makanya, dalam kasus seperti itu, sayang sekali kalau voucher itu tidak dimanfaatkan. 

Tapi, sekali lagi, bila voucher itu hanya untuk jenis barang yang kita tidak punya rencana untuk dibeli, sudahlah, abaikan saja.

Saya bukannya tak suka voucher. Kebetulan saya karena punya tabungan dengan saldo di atas jumlah tertentu di sebuah bank, saya beberapa kali dapat hadiah voucher belanja.

Nah, voucher itu selalu saya pakai, karena itu fungsinya sama dengan uang (tapi hanya berlaku di jaringan ritel yang bekerja sama dengan bank tersebut).

Maksudnya, voucher itu bukan untuk potongan harga, bukan untuk cashback, juga bukan untuk bonus. Tapi, betul-betul seperti uang.

Misalnya, saya belanja Rp 730.000, maka saya akan membayar dengan 7 lembar voucher pecahan Rp 100.000 dengan uang tunai Rp 30.000.

Jika saya membayar dengan 8 lembar voucher pecahan Rp 100.000, saya tidak dapat uang kembalian Rp 70.000, karena voucher tersebut tak dapat ditukarkan dengan uang.

Masa berlaku voucher tersebut lumayan lama, sekitar 1 sampai 2 tahun. Dan barang-barang yang dijual di jaringan ritel tersebut juga relatif saya perlukan, seperti pakaian, tas, sepatu, dan sebagainya.

Kesimpulannya, ada voucher yang memang sebaiknya kita pakai, tapi ada pula yang tak usah sayang untuk menghanguskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun