Dari berbagai referensi di media daring, didapat informasi bahwa limbah restoran, seperti juga limbah dapur pada umumnya, masih dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal.
Pupuk yang merupakan salah satu komponen penting dalam pertumbuhan dan kesuburan tanaman, ada yang dibuat dari limbah makanan seperti kulit buah dan sayuran.
Khusus untuk limbah makanan siap saji yang sekarang kebanyakan berupa tulang ayam, dengan menggunakan mesin bisa diolah menjadi pakan ternak.
Sebagai contoh, seperti ditulis scholae.co (14/7/2018), 3 orang mahasiswa Universitas Tidar, Magelang, Jawa Tengah, berhasil menciptakan mesin pengolah limbah restoran menjadi pakan ternak.
Namun demikian, mengingat volume limbah makanan di negara kita yang sangat besar, diperkirakan yang bisa dimanfaatkan masih sangat kecil.
Makanya, salah satu cara menekan laju penambahan limbah makanan, masyarakat perlu mengubah sikapnya, terutama saat makan di luar rumah.
Mengendalikan nafsu makan, itulah kata kuncinya. Anggap saja bagi orang kaya tidak masalah uangnya habis untuk makanan yang akhirnya bersisa.
Tapi, perilaku tersebut dilihat dari aspek sosial dan lingkungan, sangatlah berdampak negatif.Â
Padahal, kalau saja uang yang dialokasikan untuk makan-makan secara berlebihan tersebut didonasikan kepada mereka yang hidupnya berkekurangan, tentu sangat bermanfaat mempersempit kesenjangan sosial.
Jadi, sebelum memesan makanan di restoran, jangan gampang tergoda dengan segala macam makanan yang fotonya dipajang di sana.
Memang, rasa-rasanya semua makanan yang sangat memikat selera itu akan disikat habis, padahal daya tampung perut kita sangat terbatas.