Seiring dengan semakin berkurangnya kasus baru warga yang terpapar Covid-19, berbagai aktivitas di luar rumah yang dulunya terlarang, sekarang kembali diizinkan.
Contohnya, mal-mal, termasuk restoran dan bioskop yang ada di dalamnya, sudah dibuka dan siap melayani konsumennya.
Namun demikian, mal-mal tersebut belum dibolehkan beroperasi dengan kapasitas penuh, agar mencegah terjadinya kerumunan.
Selain itu, pengunjung masih diharuskan memenuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dengan pengunjung lain dan mencuci tangan.
Bahkan, sebelum memamsuki mal, selain dicek suhu tubuhnya, pengunjung dipersyaratkan untuk menggunakan aplikasi "PeduliLindungi".
Meskipun demikian, masyarakat sekarang merasa lebih nyaman dan hasrat untuk makan-makan di luar rumah bersama keluarga atau teman, sudah bisa terlaksana.
Tidak hanya itu, hasrat makan-makan juga akan terpuaskan bila mendapat undangan menghadiri acara resepsi pernikahan yang sekarang sudah boleh digelar lagi.
Nafsu makan seseorang memang susah-susah gampang mengukurnya. Makanya, banyak orang yang memesan makanan yang tidak dikira-kira terlebih dahulu. Akhirnya, setelah kepayahan menghabiskan makanan, masih banyak makanan yang tersisa.
Coba saja sesekali lihat kesibukan petugas di restoran-restoran sewaktu pelanggannya selesai makan dan bergerak ke luar restoran. Biasanya sisa makanan akan dimasukkan ke dalam kantong plastik besar dan jumlahnya bisa menggunung.
Apalagi, sisa makanan di acara resepsi pernikahan, kondisinya lebih parah lagi. Mentang-mentang makan gratis, sebagian tamu main ambil saja, kemudian cuek saja ketika makanan tersebut bersisa.
Muncul pertanyaan, limbah makanan dari dapur restoran atau dari pihak katering di acara resepsi pernikahan atau acara lainnya, apakah masih bisa dimanfaatkan?