Hanya saja, besarnya hadiah bagi peraih medali PON jelas tidak apple to apple bila dibandingkan dengan peraih medali Olimpiade.
Peraih medali PON menjadi kebanggaan bagi daerah, dalam hal ini provinsi yang diwakili para atlet. Jadi, iming-iming hadiah bersumber dari masing-masing pemerintah daerah.
Melihat kemampuan anggaran 34 provinsi yang ada, terdapat perbedaan yang signifikan antara provinsi kaya seperti DKI Jakarta, Riau, atau Kalimantan Timur, dengan beberapa provinsi yang sangat terbatas anggarannya.
Yang baru terungkap di media massa, Gubernur Sulawesi Selatan berjanji bakal memberi hadiah Rp 200 juta untuk atlet yang berhasil menyabet medali emas di PON Papua.
Jumlah hadiah tersebut naik dua kali lipat dibandingkan yang diterima oleh atlet Sulsesl pada PON 2016 yang dilangsungkan di Jawa Barat.
Sementara itu, Pemprov Sulteng, seperti diberitakan palu.tribunnews.com (6/8/2021), akan memberi bonus Rp 250 juta bagi atlet yang mendapat medali emas.
Bukan itu saja, atlet Sulteng peraih medali emas juga akan mendapat rumah subsidi dari PT Pembangunan Sulteng.
Jika atlet Sulteng itu berasal dari Kota Palu, maka Pemkot Palu telah menyediakan bonus Rp 100 juta bagi yang berhasil menyumbang medali emas.
Mengetahui atlet Sulteng dijanjikan bonus yang gemuk, bisa jadi membuat atlet provinsi lain merasa iri.
Tapi, ternyata ada lagi provinsi yang lebih berani mengguyur bonus. Pemprov Papua pada PON Jawa Barat 2016 lalu memberikan bonus Rp 600 juta untuk atlet peraih medali emas.
Diperkirakan, untuk PON tahun ini, karena Papua tuan rumah, bonusnya akan lebih besar ketimbang PON sebelumnya (metromerauke.com, 7/7/2021).