Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Malaysia Belum Pecah Telur dan Harapan Atlet Panjat Tebing Indonesia di Olimpiade 2024

9 Agustus 2021   19:44 Diperbarui: 9 Agustus 2021   20:03 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai sudah kemeriahan Olimpiade 2020 yang berlangsung di Tokyo mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Ya, meskipun tertunda satu tahun, ajang pesta olahraga terbesar di dunia tersebut tetap disebut sebagai Olimpiade 2020.

Walaupun Olimpiade Tokyo tanpa sorak sorai penonton, para atlet yang bertanding tetap tampil penuh semangat. 

Demikian pula acara pembukaan dan penutupannya, tetap menawan dengan menggabungkan atraksi tradisional Jepang dan yang bergaya futuristik.

Olimpiade 2024 mendatang akan berlangsung di Paris dan pada acara penutupan Olimpiade Tokyo, kota Paris juga berpesta dengan atraksi spektakuler berupa beberapa pesawat tempur yang terbang mengeluarkan asap berwarna bendera Perancis. 

Masih 3 tahun lagi memang Olimpiade Paris. Tapi, ngomong-ngomong tentang prestasi olahraga Indonesia, seharusnya kalaupun para atlet beristirahat, jangan lama-lama.

Mereka harus cepat berlatih kembali, agar di Paris perolehan medali Indonesia bisa mengalami peningkatan dari perolehan di Tokyo.

Sebetulnya, dengan raihan 1 medali emas dari bulutangkis, 1 perak dari angkat besi, dan 3 perunggu dari angkat besi dan bulutangkis, muka Indonesia masih bisa terselamatkan.

Hanya saja, diakui atau tidak, sebetulnya di antara sesama negara Asia Tenggara, diam-diam terjadi persaingan untuk menduduki peringkat terbaik.

Ya, kita boleh kalah dari negara-negara raksasa olahraga seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, Inggris, dan sebagainya, tapi jangan kalah dari negara sahabat sesama anggota ASEAN.

Dan hal itulah yang menjadi ganjalan. Pada dua Olimiade sebelumnya, Thailand lebih baik peringkatnya dari Indonesia. Sekarang di Tokyo, Indonesia nyaris menjadi yang terbaik di Asia Tenggara.

Sayangnya, dua hari sebelum penutupan, negara tetangga yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, yakni Filipina, melalui petinjunya, memastikan peringkatnya di atas Indonesia.

Padahal, sepanjang keikutsertaan Filipina di Olimpiade, baru kali ini berhasil meraih medali emas. Tentu, gegap gempita masyarakat Filipina menyambut medali emas, persis seperti Indonesia menyambut Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Barcelona, 1992.

Akhirnya posisi negara-negara Asia Tenggara pada Olimpiade Tokyo 2020 urutannya adalah: Filipina, Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Negara Asia Tenggara lainnya gagal mendulang medali perunggu sekalipun.

Tapi, perlu diketahui, dari 4 negara di atas, hanya Malaysia yang sampai sekarang belum pecah telur medali emas sepanjang sejarah Olimpiade.

Kebayang gak, betapa gondoknya masyarakat negara jiran tersebut, kenapa demikian sulitnya mendapatkan sekeping medali emas? 

Pasti Malaysia akan mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk bertarung di Olimpiade Paris 2024, dan Indonesia perlu hati-hati jika bertanding dengan atlet Malaysia.

Namun, untuk 2024 tesebut, ada harapan baru bagi Indonesia. Kekuatan Indonesia pada cabang olahraga panjat tebing nomor speed, akan diperlombakan di Paris.

Sebetulnya, di Tokyo juga diperlombakan panjat tebing, sehingga banyak yang bertanya kenapa Indonesia tidak mengirimkan atletnya?

Seperti diketahui, di Asian Games 2018, untuk panjat tebing yang berlangsung di Palembang, Indonesia memperoleh 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu.

Aries Susanti Rahayu adalah atlet panjat tebing Indonesia yang meraih emas di Asian Games tersebut. Selain itu, Aries juga memenangi kejuaraan IFSC Climbing World di China pada 2019 lalu dengan memecahkan rekor dunia speed putri.

Ternyata, panjat tebing yang baru pertama kali diperlombakan di Olimpiade Tokyo 2020, baru untuk nomor combined, yakni kombinasi speed, lead, dan boulder.

Sewaktu diadakan IFCS Combined Qualifier di Toulouse, Perancis pada 2019 lalu yang sekaligus sebagai ajang pra-kualifikasi untuk menembus Olimpiade 2020, atlet Indonesia tidak masuk 6 besar, sehingga tidak lolos.

Nah, semoga atlet Indonesia yang merajai nomor speed tetap mampu unjuk gigi, sehingga bersama atlet bulutangkis dan angkat besi, akan menjadi andalan kita untuk memperbaiki peringkat perolehan medali pada Olimpiade Paris 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun