Kedua, orang yang mampu membayar tapi tidak punya kemauan baik untuk melunasi utang. Ini sebetulnya orang yang menzalimi orang lain, sehingga sebaiknya kita tidak memberikan pinjaman.Â
Ketiga, orang yang tidak mampu secara keuangan, padahal punya kemauan untuk membayar.Â
Kepada orang seperti ini, sebaiknya kita pinjamkan uang, tapi ikhlas jika nanti uang tersebut tidak kembali. Mudah-mudahan menjadi amal bagi kita.
Keempat, orang yang tidak mampu secara keuangan dan juga tidak punya kemauan untuk membayarnya.Â
Yang seperti ini, kalau pertama kali berutang, boleh saja kita pinjamkan. Tapi, kalau sudah berulang, sebaiknya ditolak saja.
Bagaimanapun juga, perlu berhati-hati dalam menilai kemampuan seseorang, karena ada orang yang berlagak kaya, padahal menggunakan punya orang lain.
Sebaliknya, ada orang yang terlihat biasa-biasa saja, namun sebetulnya punya tabungan di bank, atau punya kebun luas di kampungnya. Yang lebih sulit adalah menilai kemauan seseorang, karena ini berkaitan dengan karakternya.Â
Tapi, dari pengalaman bergaul selama ini, tentu kita sudah punya feeling tentang karakter seseorang, apakah ia seorang yang baik atau tidak. Akhirnya, memberikan pinjaman kepada orang lain atau tidak, masing-masing tentu ada risikonya. Kita harus siap menghadapi risiko tersebut.