Di sana, para pedagang menggelar dagangannya di area parkir yang luas, dan dimulai saat subuh. Bahkan, sebelum masuk waktu salat subuh, pedagang dan pembeli sudah ramai.
Yang berbelanja di sana, rata-rata juga pedagang yang akan menjualnya lagi di kios-kios di berbagai penjuru ibu kota. Tentu para pedagang itu bukan membeli dalam satuan, tapi sudah bergaya "grosir".
Ketika matahari mulai bersinar terang, Pasar Subuh pun berakhir. Mereka yang masih ingin memebeli jajanan pasar, silakan mencari ke berbagai kios yang barangnya sangat mungkin berasal dari Pasar Subuh.
Berikut ini adalah beberapa jajanan pasar yang menjadi favorit saya, dan sepertinya juga menjadi favorit bagi teman-teman saya di kantor.
Pertama, kue klepon, salah satu yang paling banyak peminatnya, termasuk anak-anak muda. Berbentuk bola-bola kecil berwarna hijau, terbuat dari tepung beras ketan yang diisi dengan gula merah. Kemudian dibaluri kelapa parut.
Kedua, kue onde-onde. Kue ini juga bulat seperti bola, dengan ukuran yang lebih besar dari klepon. Kulitnya berwarna coklat yang ditaburi biji wijen. Sedangkan isi di dalamnya adalah bubuk kacang hijau.
Ketiga, kue lemper. Kue ini cukup mengenyangkan karena berupa ketan putih yang dibungkus daun pisang dengan isi irisan daging ayam.
Keempat, kue nagasari. Aroma kue yang dibungkus daun pisang ini tercium harum karena juga ada potongan daun pandan. Terbuat dari tepung beras, santan, dan juga ada isi irisan pisang yang dikukus.
Kelima, kue talam. Kue ini banyak variannya, seperti talam pandan, talam ubi, talam jagung, dan sebagainya. Bahan utamnya masih tepung beras dan santan.
Keenam, kue bugis ketan (orang Minang menyebutnya Lapek Bugih). Kue ini terbuat dari tepung ketan hitam, santan dan  diisi ampas kelapa yang disiram air gula, lalu dibungkus daun pisang. Rasanya manis, legit dan kenyal.
Ketujuh, kue lumpur. Ya, namanya agak jorok. Tapi, rasanya dijamin enak. Mungkin dinamai lumpur karena berwarna dominan coklat dan kuning, serta dihiasi kismis di bagian tengah atas.