Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Beristri Baru dan Baru Beristri, Malam Pertamanya Berbeda Sekali

11 Juli 2021   08:00 Diperbarui: 12 Juli 2021   23:52 4518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah setan apa yang membisikkan, tiba-tiba saya punya ide menuliskan tulisan tentang istri baru dan bedanya dengan baru beristri. Tapi, mau di bawa ke mana tulisan ini, saya tidak tahu. Soalnya, saya ketemu dulu judulnya, tanpa kejelasan apa isinya.

Padahal, pengalaman saya menulis di Kompasiana, lebih banyak menuntaskan materi tulisan terlebih dahulu, baru kemudian menemukan judul final.

Kenapa disebut judul final? Soalnya, saat draft awal disusun, sistem di Kompasiana mewajibkan penulis untuk menuliskan judul. Nah, saya sering memberi judul asal-asalan saja, tapi yang akan tayang adalah judul final.

Kembali ke judul di atas, jujur saja, saya merasa tidak memenuhi kriteria untuk megelaborasinya panjang lebar agar menjadi sebuah tulisan yang utuh.

Soalnya, saya tidak punya istri baru dan juga bukan lelaki yang baru beristri. Jadi, bagi pembaca yang merasa membuang waktu membaca tulisan agak ngaco ini, sebaiknya langsung pindah ke tulisan lain.

Begini, jika ada kesempatan, sesekali saya menonton acara berita seputar selebritas di layar kaca, baik berupa gosip, maupun fakta. Nah, di sana kisah-kisah para pesohor yang beristri baru atau yang baru beristri, sering ditayangkan.

Baik, saya mulai dari yang beristri baru, yang menurut saya ada tiga kelompok. Pertama yang berpoligami, kedua yang duda cerai hidup, lalu menikah lagi, dan ketiga duda cerai mati (istrinya telah meninggal dunia) dan kemudian si suami ketemu istri pengganti.

Yang berpoligami terbagi atas tiga kelompok juga. Pertama, yang mendapat izin dari istri pertama. Kedua, yang melapor ke istri pertama tanpa meminta izin, dan yang ketiga tidak melapor alias ngumpet-ngumpet.

Berikutnya, yang mendapat izin dari istri pertama, terbagi lagi atas tiga kelompok. Pertama, yang antar istri kompak, mereka sering jalan bareng dan malah mempromosikan ke orang lain agar meniru cara mereka. 

Kedua, yang antar istri tidak begitu jelas apakah kompak atau tidak, tapi saling bertegur sapa seperlunya. Sepertinya ada perang dingin di antara para istri.

Ketiga, yang antar istri tua dan istri muda terjadi perang terbuka. Kalau hal ini terjadi pada selebriti, akan jadi makanan empuk pemberitaan di media massa.

Untuk yang beristri baru bukan karena poligami, tidak perlu dibahas di sini, karena itu suatu hal yang biasa-biasa saja. Tapi, kalau itu menyangkut selebriti, tetap diberitakan media. 

Contohnya, komedian Sule yang telah bercerai dengan istri pertamanya, dan kemudian mantan istrinya itu juga telah meninggal dunia.

dok. tribunnews.com
dok. tribunnews.com
Sule belum terlalu lama menikah dengan seorang wanita yang juga berlatar belakang artis, Nathalie Holscher. Nathalie terlebih dahulu menjadi mualaf.

Istri baru bukan poligami ini juga terbagi tiga. Pertama, yang menikah dengan seorang gadis, kedua, menikah dengan janda tanpa anak, dan ketiga yang menikah dengan janda yang sudah punya anak.

O ya, kalau laki-laki kematian istri, lazimnya tidak lama setelah itu akan menikah lagi. Makanya, peribahasa Minang versi bagarah-garah (bercanda), ada yang berbunyi: "tak ado malang nan samujua iko" bagi laki-laki yang kematian istri.

Terjemahannya; "tak ada malang yang semujur ini". Malang karena istrinya meninggal, tapi sekaligus mujur, karena bisa menikah lagi.

Sebaliknya, seorang wanita yang kematian suami, meskipun masih muda, tidak banyak yang mencari suami baru. Konon, punya suami baru itu menyusahkan, lebih baik bebas membesarkan anak-anak.

Kita lanjutkan ke soal pria yang baru bersitri. Konotasinya adalah laki-laki yang lama membujang, akhirnya menikah juga. "Bujang lapuk" adalah istilah yang disematkan bagi lelaki yang sudah berumur lanjut, namun masih belum menikah.

Kalau akhirnya Si Bujang Lapuk menikah juga, menurut saya, itu lebih baik ketimbang membujang seumur hidup. 

Nah, sekarang kita masuk ke pembahasan soal malam pertama. Logikanya, antara lelaki yang beristri baru dan yang baru beristri, pengalaman malam pertamanya akan berbeda. 

Bagi pria yang beristri baru, karena jam terbangnya sudah tinggi, malam pertama akan berlangsung mulus. Tapi, akhirnya faktor usia yang jadi penentu. Jika yang punya istri baru sudah lansia, tentu akan mengalami kesulitan untuk mencetak gol.

Sedangkan bagi pria yang baru beristri, malam pertamanya tidak akan langsung mulus. Ibarat orang belajar naik sepeda, biasanya pakai jatuh bangun dulu, namun lama-lama bisa lepas tangan (tidak memegang stang sepeda).

Tapi, tidak semua akan seperti itu. Mereka yang baru beristri, tidak semuanya tidak berpengalaman. Ada malah yang sudah malang melintang bertualang, tapi sebelumnya sengaja tak mau menikah karena enggan terikat.

Jadi, saya baru kepikiran, paling tidak pria yang baru beristri juga terbagi tiga, Pertama, lelaki yang mengakhiri petualangannya. Kedua, yang tidak bertualang tapi ingin kaya terlebih dahulu. Ketiga, yang itu tadi, lelaki yang tidak laku alias bujang lapuk.

Udah ah, tulisan ini saya akhiri begitu saja. Sekadar bacaan santai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun