Namun, hormatnya Ganjar kepada Mbah Moen, bukan semata-mata karena Mbah Moen adalah ayah dari Taj Yasin. Seperti yang ditulis suara.com (20/10/2020), Ganjar mengatakan bahwa Mbah Moen merupakan tokoh yang menginspirasinya.
Ada ceramah Mbah Moen tentang merah putih yang dikenang oleh Ganjar. "Kalau tidak ada merah, tidak ada semangat, tidak ada darah. Kalau tidak ada putih, tidak ada keikhlasan, tidak ada kekuatan. Jadi kalau dulu putih merah, sekarang merah putih.", begitu ceramah Mbah Moen.
Kembali ke sepasang lukisan Bung Karno dan Mbah Moen, Ganjar seolah-olah ingin mengatakan, beliau punya dua tokoh panutan yang telah membentuk jiwa kepemimpinannya.Â
Dengan demikian, Ganjar bisa ditafsirkan dekat dengan dua kelompok yang punya massa besar, yakni kelompok yang mengedepankan nasionalisme dan kelompok yang mengedepankan religiusitas.
Seperti diketahui, belum lama ini media massa ramai mengangkat topik tentang Ganjar yang tidak diundang dalam acara PDIP di Semarang. Hal ini dibaca publik sebagai adanya persaingan antara Puan Maharani dengan Ganjar Pranowo di tubuh PDIP untuk menjadi capres 2024 mendatang.
Namun, survei sejumlah lembaga menempatkan Ganjar menjadi salah satu figur capres yang potensial, yang bersaing ketat dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Sedangkan Puan Maharani, menurut hasil survei, posisinya masih di bawah dari tiga nama tersebut.
Nah, apakah Ganjar sengaja memasang gambar Bung Karno dan Mbah Moen sebagai bagian dari personal branding menuju kursi RI-1? Ganjar bisa saja membantah, tapi tak bisa dihindarkan, publik juga punya persepsi masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H