Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips Tawar Menawar di Pasar Tradisional, Tidak Hanya Ibu-ibu yang Bisa

6 Juni 2021   22:15 Diperbarui: 7 Juni 2021   13:09 2485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas jual beli di Pasar Sumurpanggang Kota Tegal, Jawa Tengah mengabaikan jarak fisik di tengah penerapan new normal, Senin (15/6/2020)(KOMPAS.com/Tresno Setiadi)

Dalam hal ini, pilih salah satu dari ketiga toko itu dan teliti barangnya dengan hati-hati. Jika sudah memenuhi selera, ajukan penawaran sekitar 20 persen lebih rendah dari harga awal. Tunggu reaksi si pedagang, bila ia antusias, ada harapan nanti akan deal dengan harga 15 persen di bawah harga semula.

Tapi, kalau si pedagang tidak beranjak dari posisi semula, pindah saja ke toko sebelah. Kalau pas melangkah, si pedagang memanggil lagi, ada harapan ia akan mengurangi harga, paling tidak sekitar 10 persen di bawah harga semula.

Ketiga, bila si pedagang membiarkan kita pergi, segera melangkah ke toko kedua atau ketiga, lakukan hal yang sama. Biasanya akan ada salah satu toko yang mau melepas barang 10-15 persen di bawah harga semula.

Keempat, bila barang yang sama di ketiga toko itu harganya bervariasi, agak sulit menentukan standar harganya. Dalam hal ini, tak ada salahnya kita memohon maaf tidak jadi membeli karena tidak menyangka harganya semahal itu.

Bila si pedagang bertanya, "memangnya mau menawar berapa?", sambil minta maaf, bilang saja satu angka yang jauh di bawah penawaran semula, katakanlah 30-40 persen di bawah itu.

Jika si pedagang langsung menurunkan harga 10 persen di bawah harga semula, bilang saja tidak mau dan beranjak pergi. Kalau si pedagang membiarkan, itu artinya barang tersebut memang mahal. 

Namun, bila si pedagang memanggil lagi, tinggal kegigihan kita dalam tawar menawar, karena ada harapan barang akan dilepas sekitar 20 persen di bawah harga semula.

Memang sedikit butuh waktu. Kenapa kalau ibu-ibu berbelanja bisa habis waktu seharian? Itu karena yang dimasuki bisa sampai 7-8 toko. Makanya, bagi yang tak punya waktu banyak, tiga toko sebetulnya sudah cukup.

Sekiranya di antara ketiga toko, tak ada yang bisa melakukan diskon yang signifikan, jangan merasa telah mebuang waktu. Toh, meskipun harganya hanya lebih murah 5 persen dari harga semula, bukankah kita merasa lega, dalam arti tidak berbelanja kemahalan.

O ya, satu lagi, bila telah membeli barang, jangan lagi menoleh ke toko lain yang menawarkan barang yang sama. Soalnya, bila ketahuan di toko lain itu harganya lebih murah, akan merusak pikiran kita. Malah bisa mendatangkan penyakit.

Patut diketahui, tawar menawar itu ada seninya. Usahakan kita berbicara secara tenang dan ramah. Bertingkah agak sombong, malah membuat si pedagang bertahan dengan harga awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun