Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Orangtua dan Adik Sendiri Dibantu, Mertua dan Adik Ipar Dicuekin

26 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 27 Juni 2021   13:23 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan foto Tini yang dikirimkan ibunya kepada Edi, akhirnya Edi memutuskan pacarnya dan merasa mantap untuk menikahi Tini.

Tini patuh dengan orangtua, dengan menikah pada usia yang belum genap 20 tahun. Motif utamanya karena ingin meringankan beban orangtua. 

Apalagi Edi sempat menyatakan akan mengizinkan dan membiayai kuliah Tini di Jakarta. Edi juga tidak keberatan bila nanti Tini membantu biaya sekolah adik-adiknya.

Dengan catatan akan dibolehkan kuliah oleh suami, juga akan dibolehkan mengirim uang buat orangtua dan adik-adiknya, Tini pun menjadi warga ibu kota, mendampingi suaminya yang berkerja di sebuah perusahaan otomotif terkenal.

Niat Tini untuk kuliah jadi redup setelah dalam tiga tahun pertama pernikahannya telah dua kali melahirkan. Tak ada kekecewaaan Tini, karena merasa tugas mengasuh anak-anak lebih penting.

Tapi, yang membuat Tini sangat kecewa, Edi dinilainya bersikap tidak adil. Perhatian Edi ke orangtua dan adik-adiknya demikian besar, tapi giliran Tini ingin membantu orangtua dan adik-adiknya, Edi memberi uang sedikit saja. Itupun setelah Tini "mengemis".

Padahal, keluarga Tini di kampung boleh dibilang hidup dalam kemiskinan, sementara keluarga Edi jauh lebih baik kehidupannya. Sudah begitu, adik-adik Edi sepertinya menilai Tini sebagai istri yang boros dan menghabiskan uang suaminya saja.

Yang membuat Tini sangat kecewa, ia beberapa kali menemukan bukti transfer uang dari Edi ke saudara-saudaranya di kampung. Artinya, Edi melakukan itu secara diam-diam. 

Andai saja Edi menceritakan terlebih dahulu bahwa ia akan mentransfer uang, Tini tidak akan menghalangi. Kejujuran suaminya, mulai diragukan Tini.

Di sanalah Tini merasa betapa pentingnya seorang istri juga punya penghasilan. Terkadang ia iri melihat teman SMA-nya dulu yang telah jadi sarjana dan punya pekerjaan mapan.

Namun, melihat 3 orang anaknya tumbuh menjadi anak baik-baik, berprestasi di sekolah dan rajin beribadah, Tini bersyukur. Tentu itu buah dari pengasuhan yang diberikannya secara full time.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun