Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Biarkan Pancasila Lumpuh

1 Juni 2021   06:34 Diperbarui: 1 Juni 2021   14:05 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. ANTARA Foto, dimuat cnnindonesia.com

Namun, yang dimaksudkan Buya Syafii bukan etalase di toko, melainkan etalase politik. Hal ini ditegaskan beliau yang menilai kiprah Parpol nyaris tidak ada sentuhannya dengan Pancasila, kecuali dalam bentuk verbal.

Bukankah itu bisa ditafsirkan kalau politisi hanya pintar berkoar-koar tentang Pancasila, tapi dalam mengimplementasikannya masih tertatih-tatih, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang.

Buktinya, budaya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang menjadi musuh reformasi, ternyata di Orde Reformasi yang sudah berlangsung 23 tahun, masih saja terjadi, seakan sambung bersambung.

Dan yang melakukan tindak pidana korupsi itu tak sedikit yang merupakan kader parpol. Kata yang tepat untuk perilaku tidak satunya kata dengan perbuatan, adalah berkhianat atau munafik.

Mirisnya, anggaran yang dikorupsi tidak pandang bulu. Seperti yang saat ini kasusnya sedang diproses KPK, dana bantuan sosial untuk masyarakat yang terdampak Covid-19  pun disunat. Pengkhianatan itulah yang membuat Pancasila jadi lumpuh.

Tentu saja agar Pancasila tidak lumpuh, seperti yang ditulis Buya Syafii, jangan lagi Pancasila dikhianati oleh siapa pun. Jadi, kuncinya ada pada pembangunan mental dan karakter semua kita, tanpa kecuali.

Namun, mengingat fungsi pemimpin demikian sentral, maka para pemimpin di level manapun, dituntut mampu menjadi contoh, menjadi teladan atau role model, dalam menerapkan Pancasila.

Justru dalam hal ini, para pejabat dan politisi tak perlu malu belajar pada masyarakat awam. Meskipun mereka tidak fasih berpidato tentang Pancasila, jiwa sosial masyarakat di masa pandemi ini cukup nyata terlihat.

Buktinya, banyak bantuan yang bergulir atas prakarsa masyarakat. Contohnya, di titik tertentu, warga menaruh makanan untuk nanti diambil oleh warga yang membutuhkan.

Perlu pula disadari, masa depan bangsa terletak pada anak muda, termasuk mereka yang sekarang masih anak-anak, terutama yang masih duduk di bangku sekolah.

Jadi, agar tidak lumpuh, nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan pada semua anak-anak kita. Untuk itu, ada beberapa catatan yang kiranya perlu diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun