Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belanja Online, dari Mata Turun ke Dompet Digital

21 Mei 2021   13:07 Diperbarui: 21 Mei 2021   13:50 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. jalantikus.com

Independensi dari pihak yang mereview akan terlihat bila yang ditulis tidak hanya pujian terhadap barang, melainkan juga ada sisi kelemahannya. Namun, biasanya disertai kiat agar sisi kelemahan tersebut bisa diminimalisir.

Padahal, kalau berbelanja langsung di toko atau di mal, calon pembeli bisa memegang barang, bisa mencium, bisa mencicipi (untuk makanan yang disediakan tester), dan untuk pakaian bisa dicoba di fitting room.

Katalog yang bagus sangat penting bagi pelaku bisnis yang menjual barang secara online, sehingga bagi mereka yang melihatnya diharapkan berlaku prinsip "dari mata turun ke dompet".

Maksudnya, bikin mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, lalu mereka bersemangat mengeluarkan isi dompetnya untuk mendapatkan barang yang dilihatnya.

Dompet dalam konteks saat ini tentu tidak berarti uang tunai saja, bisa juga berupa kartu debit, kartu kredit, atau dompet digital. Pokoknya semua alat pembayaran yang diterima dalam perdagangan online, karena ada bermacam pilihan metode pembayaran.

Katalog yang bagus itu harus terlihat cantik, tapi maksudnya bukan untuk menipu konsumen. Makanya, apa yang terlihat difoto, sebaiknya faktanya memang seperti itu.

Kembali ke anak saya, meskipun pengalamannya selama ini hepi-hepi saja dalam belanja online, saya tak bosan-bosannya mengingatkan agar ia lebih berhemat. Jangan terlalu gampang berbelanja.

Soalnya, anak bungsu saya sudah mahasiswi dan uang jajannya tak lagi saya berikan per hari atau per minggu. Tapi, ia membuka rekening tabungan di sebuah bank, lalu saya transfer sejumlah uang yang relatif besar, karena juga untuk membayar SPP, membeli buku dan keperluan kuliah lainnya.

Masalahnya, ternyata selain untuk keperluan kuliah, rekeningnya cepat sekali melorot karena belanja online. Lalu ia akan merengek agar saya mentransfer sejumlah dana lagi ke rekeningnya.

Sedangkan kakak si bungsu itu, yang juga getol belanja online, seperti yang saya tulis di atas, ia sudah bekerja. Tapi, sebagai staf baru di sebuah perusahaan, gajinya standar untuk seorang sarjana yang baru diterima bekerja.

Maka, tetap saja, si kakak pun saya sering menasehati agar tidak boros dalam berbelanja. Saya ingin memotivasinya untuk lebih rajin menabung, atau kalau bisa berinvestasi sesuai kemampuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun