Hal itu juga yang menjadi penyebab Tono sering gonta-ganti pekerjaan, selain karena mencari gaji yang lebih besar.
Toni terlalu santai, sehingga saya menyebutnya sebagai pola yang mengorbankan karier demi menikmati kebebasan di masa muda. Sedangkan Toni, terkesan terlalu grasak grusuk, terlalu bernafsu mengejar target, dan gampang kecewa berlebihan bila terjadi sesuatu di luar rencana.Â
Saya khawatir, Tono akan gampang menderita sakit hipertensi yang nantinya berkembang jadi penyakit yang lebih berbahaya.
Alangkah baiknya, bila diambil titik tengah antara gaya Toni dan Tono. Tidak mengorbankan masa muda demi karier dan juga tidak mengorbankan karier demi masa muda.
Masa muda itu identik dengan masa petualangan, hepi-hepi, dan mengeksplorasi berbagai potensi yang dipunyai. Kreativitas dan inovasi adalah hasil dari eksplorasi itu.
Jika masa muda tidak dinikmati dengan gembira, dan justru baru ketika tua ingin bertualang, sudah terlambat. Fisik orangtua tidak mendukung untuk melakukan kegiatan yang khas anak muda.
Anak muda perlu menyusun target, tapi sifatnya lebih fleksibel. Kalau terjadi hal di luar rencana, gampang direvisi. Sukses di usia muda tanpa kehilangan momen menikmati pengalaman yang mengasyikkan, bisa diwujudkan dengan target yang fleksibel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H