Hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari, sang pendiri NU, tentu saja sangat disesalkan. Namun demikian, Nadiem bertindak cepat dengan mendatangi dan meminta maaf kepada Pengurus Besar (PB) NU. Kealpaan itu akan dikoreksi oleh pihak Kemendikbud sebagai penyusun buku.
Selain Nadiem, muka lama yang akan jadi menteri baru yang akan dilantik adalah Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi. Bahlil adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Karena BKPM bertransformasi menjadi Kementerian Investasi, maka Bahlil pun segera berganti status menjadi seorang menteri. Bahlil, sama seperti Nadiem, adalah berlatar belakang pengusaha muda.Â
Jadi, Nadiem dan Bahlil menjadi anggota kabinet bukan karena tawar menawar politik. Tapi, saat Bahlil dilantik jadi Kepala BKPM, pada 2019 lalu, ada juga komentar yang mempertanyakan kapasitasnya.
Ketika itu Bahlil disebut sebagai representasi warga Papua di kabinet. Namun, sejumlah tokoh masyarakat Papua merasa tidak terwakili oleh Bahlil, yang lahir di Banda (Maluku), namun sejak di sekolah menengah tinggal di Papua.
Satu lagi pejabat yang disebut-sebut akan dilantik oleh presiden, tapi bukan untuk pos menteri, adalah Laksana Tri Handoko. Laksana yang sekarang adalah Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan ditunjuk menjadi Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).Â
Dengan ditunjuknya nama-nama di atas, berakhir pula spekulasi calon menteri baru. Presiden Joko Widodo membuktikan bahwa beliau betul-betul melaksanakan hak prerogatif, dengan tidak memasukkan menteri baru dari partai politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H