Ikatan batin dengan seseorang yang dicintai yang terenggut begitu cepat, berpotensi mendatangkan depresi berkepanjangan. Namun, kalau kembali kepada ajaran agama, pada akhirnya yang namanya takdir memang tidak dapat ditolak.Â
Hanya dengan kesabaran dan ketabahan serta mendoakan anggota keluarga yang telah pergi selama-lamanya mendapat tempat terbaik di sisi Sang Pencipta, menjadi cara yang tepat untuk menyikapi cobaan tersebut.
Tapi, sekali lagi, kata "tabah" sangat gampang meluncur dari orang-orang yang bermaksud baik menghibur keluarga yang kehilangan. Hanya saja, yang kehilangan, sangat tidak gampang untuk menerima itu dengan penuh ketabahan. Setidaknya, perlu waktu yang tidak sebentar, agar bisa ikhlas.
Terhadap bencana itu sendiri, faktor alam disebut-sebut menjadi penyebab utama terjadinya. Namun, alangkah baiknya dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk menjadi pelajaran, sehingga di masa depan segala persiapan untuk sebuah aktivitas latihan serupa itu menjadi lebih baik.
Bulan puasa adalah bulan yang istimewa bagi sebuah keluarga yang utuh, yang teridiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Momen berbuka puasa dan juga makan sahur bersama adalah momen berharga untuk membangun nilai kekeluargaan.
Setelah puasa, akan berlanjut dengan Hari Raya Idulfitri atau hari lebaran, yang juga merupakan hari yang berbahagia bagi sebuah keluarga muslim. Sungguh berat, bila di momen seperti itu, ada anggota keluarga tercinta yang tidak lagi bersama-sama karena gugur sebagai pahlawan bangsa.
Semoga pencarian dan evakuasi jenazah awak kapal selam KRI Nanggala 402 tetap dilanjutkan secara optimal, sebagai bentuk penghormatan kepada prajurit yang gugur dan sekaligus memenuhi permintaan keluarga korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H