Sedangkan untuk makanan utama kebanyakan memilih nasi padang dengan lauk rendang, kikil, ayam pop, dendeng balado, dendeng batokok, dan sebagainya. Dengan catatan, biasanya satu orang memilih dua lauk ditambah sayuran dan sambal.
Selain nasi Padang, banyak pula yang memesan nasi sop, nasi soto, sate (pakai lontong atau nasi), atau menu makanan gerai waralaba asing ala Amerika Serikat, Jepang, Korea, atau Italia. Soalnya, semua itu ada di Benhil.
Maka, tentu saja wajar Mas Gito jam 2 sore sudah membuat daftar pesanan. Ini mengingat biasanya ada sekitar 25-30 orang di lantai 7 itu yang ikut lembur. Proses mendata saja sudah memakan waktu sekitar satu jam.
Lalu, jam 3 sore Mas Gito sudah ke Benhil dan memesan secara berkeliling di beberapa tempat. Berikutnya kembali ke tempat-tempat tesebut untuk mengambil pesanan.
Semakin sore Mas Gito memesan makanan di suatu tempat, persaingannya dengan pemesan lain semakin sengit. Jadi, kalau Mas Gito sampai di lantai 7 kadang-kadang sangat mepet dengan azan magrib yang kami tunggu dari tayangan televisi, bisa dimaklumi.
Kalau sudah begitu, Mas Gito tak sempat lagi membagikan pesanan ke masing-masing meja, tapi kami mencari sendiri pesanan yang bertumpuk di meja Mas Gito.
O ya, kembali ke soal dana untuk semua pesanan Mas Gito itu tadi. Semuanya akan dibayar Mbak Iis, bendahara kas divisi akuntansi, termasuk uang tip untuk Mas Gito.
Kas divisi di atas bukan berasal dari dinas atau yang dibiayai kantor secara resmi. Seperti telah saya tulis, yang resmi dari dinas cuma honor lembur yang sangat kecil (hanya untuk pekerja pelaksana, bukan untuk staf ke atas) yang nantinya akan diajukan permohonan ke divisi sumber daya manusia.
Jadi, dari mana sumber kas divisi? Itulah yang menjadi kesepakatan kami bersama sepengetahuan kepala divisi, bahwa ada penarikan iuran dari pekerja tertentu.
Begini, setiap karyawan yang mendapat uang selain gaji (dan juga bukan uang yang diterima semua karyawan seperti bonus tahunan, uang cuti dan THR), akan menyetor 10 persen dari yang diterimanya ke bendahara kas divisi.Â
Nah, penghasilan ekstra itu contohnya honor bagi karyawan tertentu yang mengajar di pusdiklat perusahaan, uang yang diterima karyawan yang melakukan perjalanan dinas, honor pekerja yang ikut pelatihan atau sejenis itu, dan sebagainya.