Tapi, saya sebagai penulis kelompok tua, dan bergabung sejak 2013, merasa hepi-hepi saja dengan kemudaan Kompasiana. Dan kalau saya ikut-ikutan menulis topik muda, mohon jangan dinilai sebagai bentuk ketidakrelaan memberikan tempat kepada anak muda.
Toh, kelebihan orang tua adalah karena ia pernah muda, sehingga otomatis punya kenangan tentang dunia anak muda. Apakah orang tua yang menulis percintaan dinilai genit, ganjen, atau lupa usia, ya terserah masing-masing pembaca.
Anak muda memang belum pernah tua. Tapi, anak muda bisa mencari referensi bila ingin menulis tentang orang tua. Atau, bisa juga menulis pandangan mereka terhadap orang tua.
Poin saya adalah, baik anak muda, maupun orang tua yang berjiwa muda, sama-sama punya kesempatan menghiasi Kompasiana dan sama-sama saling belajar dan saling berbagi pengetahuan.
Jujur, saya banyak sekali mendapat ilmu baru dari tulisan anak-anak muda, sebagian malah masih pelajar SMA. Harapan saya, mudah-mudahan anak muda juga mendapat sesuatu dari tulisan saya atau tulisan penulis "tua" lainnya.Â
Tapi, kalaupun mereka tak mendapat sesuatu, ya tidak masalah. Menuliskan pengalaman atau pemikiran sendiri, tetap menjadi hal yang menyenangkan buat saya.Â
Jadi, bagi kita semua, baik muda maupun tua, sambil melakukan aktivitas keseharian, jangan lupa untuk menikmati kehidupan, antara lain dengan ber-Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H