Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cewek Cakep dan Salah Persepsi di Dunia Kerja

13 April 2021   13:50 Diperbarui: 13 April 2021   16:26 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi para cewek, terutama yang masih tergolong muda, menjadi cewek cakep, boleh dikatakan menjadi impian semuanya. Jangan heran kalau wanita muda membutuhkan waktu relatif lama untuk memilih pakaian dan berdandan, karena faktor penampilan sangat penting.

Jangan pula kaget melihat betapa larisnya berbagai produk dan jasa kecantikan. Perhatikan pula cewek-cewek yang tak sungkan berfoto selfie di ruang publik. Mana foto yang terbaik akan dipasang pada profil dirinya di akun media sosialnya.

Tulisan ini lebih terfokus untuk mengamati para wanita yang meniti karier di perkantoran, baik instansi pemerintah, perusahaan milik negara, maupun perusahaan swasta.

Meskipun dominasi laki-laki masih terlihat nyata, tapi ada perkembangan yang menggembirakan dengan mulai bertambahnya wanita yang menduduki jabatan strategis di perkantoran.

Ambil contoh pada bank-bank milik negara yang semuanya ada 4 bank, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.

Pada semua bank di atas, di jajaran direksi yang merupakan puncak karier seorang bankir, terdapat direktur yang wanita. Bahkan di BNI, punya 3 direktur wanita, Mandiri dan BRI 2 orang, serta BTN 1 orang.

Khusus di BNI dan Mandiri, yang menjadi Wakil Direktur Utama adalah seorang wanita. Jelas ini pencapaian yang luar biasa dan sekaligus mematahkan pendapat bahwa wanita terpingggirkan dalam birokrasi.

Kalau kita berbicara di luar bank, saat ini terdapat 6 BUMN yang direktur utamanya dijabat oleh seorang wanita, di antaranya sebuah BUMN besar yang sangat vital peranannya, Pertamina.

Masalahnya, keberhasilan wanita dalam meraih posisi tinggi, adakalanya disambut setengah hati oleh orang lain, termasuk sebagian teman kerja dan anak buahnya. Bahkan, komentar miring tidak saja datang dari kaum lelaki, tapi terkadang berasal dari sesama wanita.

Salah satu komentar yang relatif sering terdengar adalah mengaitkan keberhasilan wanita karier dengan kecantikannya. Seolah-olah wajah cakep menjadi modal utama. 

Ya, memang banyak keuntungan jadi cewek cakep. Ia cenderung jadi pusat perhatian dan kalau ia minta tolong, ada banyak orang yang seperti berebutan ingin membantu.

Tapi, jangan berharap dengan hanya jual tampang, karier seseorang langsung mulus hingga posisi puncak. Mungkin hingga jabatan di level menengah, ada unsur penampilan yang membantu, meskipun harus dibarengi dengan kompetensi lain.

Namun, dari pejabat level menengah menjadi level yang lebih tinggi, jelas bukan sembarang orang bisa melewati. Yang dipertaruhkan adalah kelangsungan hidup perusahaan, sehingga sia-sia bila diserahkan kepemimpiannya pada seseorang yang sekadar berwajah cakep.

Begitulah, salah persepsi seperti itu masih melekat di banyak orang kantoran. Bahwa wajah cakep menjadi sesuatu yang bernilai, tak dapat dipungkiri.

Namun, yakinlah, wanita-wanita yang sekarang tampil sebagai pejabat d instansi atau perusahaan menengah ke atas (yang sudah punya sistem pengembangan karier bagi para karyawannya), punya modal lain.

Justru modal lain itulah yang menjadi modal utama, sedangkan modal kecantikan atau penampilan menjadi modal tambahan. Modal lain itu antara lain kemampuannya dalam berpikir analitis, konseptual, dan strategis.

Selain itu, secara umum, banyak wanita yang lebih teliti, lebih tekun, dan lebih sabar, sehingga secara emosi juga lebih baik. Kemampuan komunikasinya tentu juga menjadi bahan pertimbangan.

Pokoknya, berbagai kompetensi yang dipersyaratkan untuk memenuhi suatu jabatan, seharusnya sudah dipenuhi oleh wanita yang dipercaya mengemban jabatan tersebut. 

Dokumen yang berkaitan dengan dasar pertimbangan promosi jabatan disimpan oleh unit kerja yang menangani sumber daya manusia, dan jika ada penyimpangan akan menjadi temuan oleh pihak auditor.

Dan yang terpenting, meskipun belum didukung data kuantitatif, integritas wanita kemungkinan juga lebih baik dari pria. Memang, ada saja tindak pidana korupsi yang dilakukan pejabat wanita, tapi dari pengamatan sekilas, wanita bukan tipe yang gampang tergoda untuk korupsi.

Salah persepsi berikutnya yang sering dialamatkan kepada kaum hawa, khususnya yang tergolong cewek cakep, adalah sikapnya yang manja. Kemanjaan tersebut dinilai sebagai pancingan agar dibantu oleh orang lain, terutama oleh laki-laki.

Padahal, asal tahu saja, sekarang banyak cewek cakep yang viral karena menjadi penjual pecel, warteg, atau jenis pekerjaan yang tergolong "kelas bawah". Jelas, mereka bukan manja. Bisa jadi cewek cakep yang manja juga banyak. Tapi jangan disamaratakan semuanya.

Demikian juga di lingkungan perkantoran, banyak karyawati yang "tahan banting", dengan kerja lembur hingga tengah malam tanpa banyak mengeluh.

Masih ada salah perspsi lain, yakni cewek cakep itu cenderung sombong, hanya mau bergaul dengan orang-orang berduit. Ini juga suatu hal yan tak bisa disamaratakan. Tak sedikit cewek cakep yang jadi bos mau bercanda dengan pengemudi atau dengan office boy.

Herannya, tudingan yang salah persepsi terhadap cewek cakep, tidak hanya datang dari cowok-cowok, tapi juga seperti telah disinggung di atas, datang  dari sesama cewek. Memang, adakalanya persaingan antar cewek tak kalah serunya, sehingga merembet ke berita yang bersifat fitnah.

Pendek kata, hargailah wanita yang sekarang semakin banyak yang sukses di berbagai profesi. Dulu, pekerjaan perempuan identik dengan asisten rumah tangga, buruh pabrik, atau yang lebih beruntung menjadi guru atau perawat. Sekarang, di bidang apapun bisa dimasuki wanita.

Jika wanita berhasil menduduki jabatan bergengsi, jangan langsung menilai karena  bermodalkan wajah cakep atau penampilan yang menawan saja. Hargailah proses yang dilaluinya, karena wanita juga punya modal intelektual, ketrampilan, keahlian, dan kepribadian yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun