Secara geografis, NTT relatif jauh dari berbagai daerah lain di Indonesia. Jangankan dari Indonesia bagian barat, dari sesama Indonesia bagian timur pun, katakanlah dari Sulawesi atau Maluku, tetap jauh, karena langkanya penerbangan langsung ke Kupang.Â
Penerbangan ke Kupang hanya lebih gampang dicapai melalui Jakarta, Surabaya, atau Denpasar. Itu pun dari Kupang ke berbagai lokasi bencana di Flores Timur, harus menempuh perjalanan laut.
Jadi, meskipun mengumpulkan bantuan relatif tidak sulit, mengingat bisa dilakukan melalui media sosial atau melalui transaksi online, untuk menyalurkan barang-barang yang diperlukan, masih perlu menyiasati kendala transportasi.
Sebagai contoh, masyarakat Minang, dalam beberapa tahun terakhir ini punya kebiasaan mengirimkan rendang dalam jumlah besar ke daerah bencana dengan menggunakan pesawat milik TNI-AU. Mudah-mudahan sekarang pun urang awak tergugah untuk melakukan hal yang sama.
Masih adanya pandemi seharusnya tidak jadi penghalang untuk saling membantu. Yang penting, baik para pengungsi, maupun pihak yang berkunjung memberikan bantuan, harus sama-sama mematuhi protokol kesehatan.
Jangan kita biarkan NTT berduka sendiri. Dalam waktu singkat diupayakan agar keindahan NTT kembali bersinar. Bagi mereka yang telah pernah ke NTT pasti sepakat, bahwa NTT pantas dikatakan sebagai surga tersembunyi, karena banyak kawasan yang belum terpromosikan secara baik.Â
Namun, seiring dengan semakin polulernya Labuan Bajo dan juga Pulau Sumba, perhatian para penyuka traveling mulai mengarah ke surga tersembunyi tersebut.
Dulu, para pekerja atau pegawai negeri, bila dipindahkan ke NTT sering memelesetkan NTT sebagai Nasib Tidak Tentu. Â Nah, terkait dengan bencana di atas, jangan biarkan warga terdampak tidak menentu nasibnya.Â
Dengan kebersamaan, mari kita ubah slogan NTT menjadi Nikmat Tiada Tara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI