Saya sendiri belum pernah ke sana, tapi mungkin faktor transportasi akan jadi kendala. Dari tulisan di kumparan.com (17/11/2019), disebutkan bahwa dari Kupang butuh 4 hingga 5 jam naik kapal cepat.Â
Kemudian, setelah sampai di pelabuhan di Pulau Sabu, masih perlu jalan darat ke objek wisata yang dipaparkan di atas. Untuk mendekat ke lokasi, perlu kekuatan fisik dan dipandu warga lokal, karena relatif tersembunyi.
Sebetulnya, saya sudah tiga kali berkunjung ke NTT, tapi tidak sekalipun saya mendengar nama Sabu Raijua sebagai tempat yang direkomendasikan untuk dikunjungi oleh teman-teman saya yang tinggal di NTT dan menemani saya selama saya di NTT.
Saya pernah berkeliling setengah dari pulau Flores, dari Ende hingga Larantuka, antara lain singgah di rumah pengasingan Bung Karno di Ende, Danau Kelimutu, dan berkeliling Maumere (menikmati beberapa pantainya yang indah, komplek taman Patung Bunda Maria, dan perkampungan di atas laut).
Pada kedatangan berikutnya, saya berkunjung ke Pulau Timor, melintasi berbagai kota mulai dari Kupang, Soe, Kefamenanu dan Atambua. Bahkan, dari Atambua dengan berbekal paspor yang memang sudah disiapkan, saya bablas ke negara tetangga, yakni ke kota Dili, ibu kota Timor Leste.
Terakhir ke NTT, saya sengaja ke Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Sebetulnya, yang saya kunjungi namanya Pulau Rinca, tapi yang jadi objeknya adalah melihat hewan purba yang telah masuk salah satu  keajaiban dunia itu.
Nah, saya berharap, mudah-mudahan Tuhan memberi kesempatan agar saya kembali ke NTT, dengan tujuan utama ke Sabu Raijua. Tentu kalau tidak ada lagi bencana pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H