Namun, memilih untuk tidak mengajak orang lain beribadah melalui pesan singkat, juga ada dasarnya. Dan saya sendiri memang sangat jarang mengirim pesan singkat yang mengajak orang lain beribadah (kecuali ke anak sendiri yang memang tanggung jawab saya). Alasan saya, ibadah itu bersifat pribadi, serta takut dinilai orang lain sebagai pamer ibadah.Â
Selain itu, saya harus akui, ibadah saya sendiri masih banyak kekurangannya. Jadi, saya agak khawatir, jika saya mengirim pesan mengajak orang lain beribadah, takut dinilai "menggurui". Namun, akibatnya silaturahmi saya melaui media sosial, frekuensinya terbilang rendah.
Mungkin saya keliru, tapi sementara ini saya berpendapat bahwa tali silaturahmi bersifat horizontal (hablu minannas), antar sesama manusia. Sedangkan ibadah seperti salat tahajud, bersifat vertikal (hablu minallah), antar seseorang dengan Sang Pencipta.
Namun demikian, saya menyadari bahwa saling mengingatkan, saling belajar, dan saling berbagi pengetahuan, termasuk untuk aspek ibadah, penting adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H