Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sandiaga Uno, Dino Patti Djalal, dan Dendeng Balado

19 Januari 2021   10:10 Diperbarui: 19 Januari 2021   10:33 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih ingat Dino Patti Djalal? Ya, di zaman SBY menjadi Presiden, Dino menjadi orang penting yang memegang posisi strategis, yakni sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat dan berlanjut menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.

Hebatnya, Dino yang merupakan diplomat karier itu, meraih posisi duta besar di negara adikuasa tersebut pada usia  relatif muda, 45 tahun. Sebelum itu, pada periode pertama kepemimpinan SBY, Dino ditunjuk menjadi Juru Bicara Presiden.

Sayangnya, begitu tongkat estafet kepemimpinan beralih dari SBY ke Jokowi, Dino tidak mendapat posisi di pemerintahan, sehingga wajahnya pun mulai jarang menghiasi media massa. Padahal, Dino masih sibuk dengan urusan yang terkait dengan luar negeri, yakni aktif di sebuah organisasi, Indonesia Diaspora Network Global (IDNG).

IDNG sudah beberapa kali mengadakan kongres yang dihadiri oleh perwakilan diaspora Indonesia dari berbagai penjuru dunia. Berkaca pada diaspora China dan India yang banyak membantu pembangunan di negara leluhurnya, diaspora Indonesia pun diharapkan akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan Indonesia.

Tak ada yang tahu berapa persisnya jumlah diaspora Indonesia, tapi diperkirakan mencapai enam juta hingga delapan juta orang di seluruh dunia (merdeka.com, 17/6/2020). Itulah yang coba dihimpun dan digerakkan dengan keberadaan IDGN sejak 2012.

Nah, potensi diaspora tersebut rupanya tercium oleh Sandiaga Uno yang sekarang menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Diaspora Indonesia akan diajak berkolaborasi dengan menjadi "Duta Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia" di negara tempat tinggal mereka. Untuk itu, Sandiaga menunjuk Dino Patti Djalal sebagai Penasehat Utama (Chief Strategic Advisor) di kementerian yang dipimpinnya.

Harus diakui, Sandi terbilang rajin melontarkan ide yang dimaksudkan sebagai langkah terobosan untuk menggairahkan kembali bisnis pariwisata dan ekonomi kreatif yang sejak awal tahun 2020 lalu mengalami lesu darah, akibat bencana pandemi Covid-19.

Sebelum menggarap diaspora Indonesia, Sandi menggagas program work from destination (WFD) yang mengimbau mereka yang  selama ini bekerja di kantor atau di rumah, agar bekerja di lokasi destinasi wisata. Tentu destinasi itu dipilih yang telah terbukti menerapkan protokol kesehatan secara ketat, agar pengunjungnya tidak tertular Covid-19.

Sayangnya, ide tersebut kurang bergaung, tenggelam oleh berita bencana yang menimpa negara kita secara bertubi-tubi, seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, erupsi gunung berapi, dan musibah jatuhnya pesawat terbang komersial. Akibatnya, ide WFD pun kehilangan momentum.

Namun, jika turis asing berdatangan berkat tertarik dengan kampanye yang dilakukan diaspora Indonesia, sekarang juga belum momen yang tepat. Seperti di negara kita, bukankah di hampir semua negara, jumlah penduduk yang terkonfirmasi positif Covi-19 sudah berlipat ganda?

Hanya saja, kalau boleh menebak jalan pikiran Sandi, mungkin ini yang dalam teori ekonomi disebut dengan "bergerak mendahului kurva" atau mencuri start. Ini semacam langkah antisipatif, mempersiapkan diri agar saat kondisi sudah membaik, dalam pikiran banyak orang asing, sudah tertanam bahwa negara pertama yang akan dikunjunginya adalah Indonesia.

Ada soal lain yang menarik terkait hubungan kerja Sandi-Dino. Keduanya termasuk "aneh" dalam cara menerima gaji. Sandi waktu menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta tidak mengambil gaji bulanannya. Sekarang Dino melakukan hal yang lebih unik lagi, menerima gaji dalam bentuk makanan kesukaannya.

Meskipun jarang menginjakkan kaki di daerah asal orang tuanya, Dino ternyata sangat doyan kuliner Minang, terutama dendeng balado.  Ini merupakan makanan yang terbuat dari daging sapi yang diiris agak tipis, digoreng sehingga garing, dan diberi cabe merah keriting yang juga digoreng.

Seperti diberitakan tempo.co (16/1/2021), Dino tidak bersedia menerima gaji dan secara spesifik meminta imbalan berupa lauk dendeng balado setiap bulan kepada Sandiaga Uno. Hebat, bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun