Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dua Bangunan Kebanggaan Sulawesi Barat, Ambruk Dihantam Gempa

15 Januari 2021   17:00 Diperbarui: 15 Januari 2021   17:04 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), relatif belum dikenal oleh masyarakat di luar Sulawesi. Provinsi ini diresmikan pada tanggal 5 Oktober 2004 sebagai pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Sulbar merupakan provinsi kedua termuda, setelah Provinsi Kalimantan Utara.

Kalau warga di Pulau Jawa tidak tahu letak kota Mamuju, bisa dimengerti. Meskipun berstatus ibu kota provinsi Sulbar, Mamuju yang berjarak 410 km di sebelah utara kota Makassar, memang jarang diberitakan media massa nasional. 

Letaknya yang jauh dari Makassar dan potensi pariwisatanya yang belum tergarap dengan baik, membuat keberadaan Mamuju kurang dikenal oleh masyarakat yang tinggal di luar Sulawesi.

Tapi, bencana alam berupa gempa bumi yang berkekuatan 6,2 skala richter pada Jumat (15/1/2021) dini hari, yang menghantam Mamuju dan kota lainnya di Sulbar, Majene, menjadikan nama kedua kota tersebut mendadak terkenal.

Walaupun konteksnya sebagai berita duka, salah satu hikmahnya adalah "memaksa" sebagian masyarakat yang selama ini kurang peduli dengan daerah yang dianggap "kurang menjual". Padahal negara kita ini demikian luas dan masing-masing punya potensi untuk dikembangkan.

Gempa yang menghantam Sulbar saat ini masih pada tahap pendataan, berapa orang korban jiwa, korban yang luka atau cedera, bangunan yang rusak, dan sebagainya.

Kantor gubernur sebelum gempa / dok. mapio.net
Kantor gubernur sebelum gempa / dok. mapio.net
Paling tidak, dua bangunan yang untuk ukuran kota Mamuju menjadi yang termegah, dikabarkan menderita kerusakan yang parah, atau boleh dibilang ambruk, yakni Kantor Gubernur Sulbar dan Hotel D'Maleo, hotel yang sekaligus menjadi gedung tertinggi di kota tersebut.

Kebetulan, bagi saya pribadi, kota Mamuju mempunyai kesan tersendiri, karena pernah saya datangi pada tahun 2014. Sebagai pekerja kantor pusat sebuah BUMN di Jakarta, saya mendapat tugas mengunjungi kantor cabang di Mamuju.

Sebetulnya ada pilihan untuk naik pesawat dari Makassar ke Mamuju, tapi saya sengaja menempuh perjalanan darat sekitar 11 jam dari Makassar, (termasuk istirahat dan makan di Polewali), agar saya mengenal beberapa kota yang dilewati.

Saya tidak menyesal lewat jalan darat, karena mata saya dimanjakan pemandangan indah. Soalnya, di sisi kiri jalan raya, sering menyusuri pantai, terutama setelah memasuki provinsi Sulbar.

Hotel Maleo Mamuju (dok. indoplaces.com)
Hotel Maleo Mamuju (dok. indoplaces.com)
Saya cukup kaget menjumpai hotel yang cukup representatif yang dipesan pihak kantor cabang BUMN yang saya kunjungi. Ya, hotel tersebut adalah Hotel D'Maleo yang sekarang sudah rusak parah.

Meskipun tidak ada urusan ke kantor gubernur, saya pun sengaja meminta teman di sana mengantarkan saya ke kawasan kantor yang ketika itu belum lama diresmikan. Letaknya agak jauh di luar pusat kota, namun cukup menarik sebagai latar belang untuk mengambil foto.

Ketika itu, Kantor Gubernur dan Hotel Maleo adalah gedung termegah sekaligus kebanggaan Sulbar. Mungkin sekarang ada perkembangan, namun saya kira kedua gedung tersebut berperan penting sebagai penanda Mamuju memang kota yang menjanjikan. Tanpa dua bangunan tersebut, Mamuju (sekali lagi, ini kondisi pada 2014), seperti bukan sebuah ibu kota provinsi. 

Hotel setelah gempa (foto: Istimewa/suarasulsel.id)
Hotel setelah gempa (foto: Istimewa/suarasulsel.id)
Adanya Hotel Maleo yang berlantai enam dengan jumlah kamar yang banyak, membuktikan bahwa Mamuju karena menjadi ibu kota provinsi hasil pemekaran, cukup banyak didatangi warga dari daerah lain. Namun, dugaan saya, yang banyak berkunjung bukan wisatawan, melainkan untuk keperluan dinas atau bisnis.

Sebagai provinsi baru, tentu banyak proyek pembangunan di sana yang dikerubungi kontraktor asal kota Makassar atau Jakarta. Tentu saja para pencari proyek itu butuh hotel yang layak, karena sekaligus sebagai tempat melakukan lobi-lobi.

Semoga dampak gempa bumi di Sulbar bisa ditangani secara baik, terutama bantuan bagi korban yang harus dirawat dan yang harus mengungsi. Demikian pula bangunan yang ambruk, dalam waktu yang tidak terlalu lama, agar bisa dibangun lagi, dengan catatan, konstruksinya telah memperhitungkan kemungkinan terjadinya gempa bumi, karena Sulbar memang termasuk daerah rawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun