Apa saja yang dilakukan pilot terlihat sepenuhnya oleh penumpang, karena memang tidak ada sekat yang membatasi. Apa yang terlihat pada layar monitor di depan pilot, juga terlihat oleh penumpang.
Jika di layar semua area terlihat berwarna hijau, pilot akan sedikit santai, bahkan bisa sambil membaca koran. Tapi kalau ada spot berwarna kuning atau merah, pilot akan mencari area hijau yang lebih aman untuk dilewati.
Pernah juga karena di layar monitor terlihat merah semua, artinya pesawat bersiap-siap memasuki area yang penuh awan tebal, pilot terlihat waspada. Ngeri-ngeri sedap rasanya ketika pesawat kecil itu menghadang awan tebal dengan goncangan yang relatif lama.
Tapi, begitu memasuki zona hijau lagi, terasa lega. Bahkan, karena pesawat terbang pada level ketinggian yang tidak setinggi pesawat besar, keindahan pemandangan di bawahnya terlihat jelas.Â
Pada dasarnya, naik pesawat kecil berbaling-baling tersebut terasa asyik. Tentu bila dinikmati pada cuaca yang cerah. Cuma, kembali kepada persoalan yang disinggung di awal tulisan ini, yakni penerbangan antar kota kecil di Papua, mungkin ini terkait dengan kondisi alamnya yang lebih"ganas", landasan di bandara yang relatif sempit, dan fasilitas komunikasi yang mungkin belum yang tercanggih.
Dengan kondisi negara kita yang terdiri dari banyak pulau, ketergantungan terhadap  moda transportasi pesawat, sangat tinggi, termasuk pesawat kecil. Tinggal kita berharap agar semua pihak yang terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan mampu memperbaiki diri, sehingga kecelekaan fatal tidak terjadi lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H