Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Hubungan Tanpa Status? Tak Ada Salahnya Cewek Nembak Duluan

13 Januari 2021   18:09 Diperbarui: 14 Januari 2021   11:18 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya semakin kesengsem aja dengan Kompasiana. Terasa makin muda dan romantis, setelah tulisan bertema cinta bertebaran. Yang tidak muda lagi seperti saya pun tergoda buat nimbrung.

Ada satu tulisan yang ingin saya tanggapi. Topiknya mengenai "hubungan tanpa status" (selanjutnya disingkat HTS) yang ditulis oleh Desy. Saya sepenuhnya sependapat dengan tulisan itu bahwa HTS bukan hal yang nyaman, terutama bagi pihak cewek, makanya daripada buang-buang waktu, mending tinggalkan saja.

Tapi, eits, tunggu dulu, sebelum betul-betul si cewek meninggalkan cowok si biang kerok HTS itu, pikir dulu matang-matang. Siapa tahu, cowok tersebut memang sudah termasuk kriteria cowok idaman si cewek dan bertipe langka, dalam arti tidak gampang menemukan yang setipe.

Toh, kalaupun bertemu yang setipe, belum tentu ia ada hati dengan si cewek yang mengintainya. Nah, dengan status HTS, paling tidak sudah ada kemajuan, karena sudah bukan lagi sekadar teman, tinggal disiasati saja bagaimana HTS diganti dengan status berpacaran. Atau, kalau sudah siap, akan lebih baik langsung saja bersatus menjadi suami-istri.

Untuk itu, si cewek pelu melakukan pengamatan secara jeli untuk mencari penyebab utama, kenapa si cowok membiarkan hubungan mereka masih pada tahap HTS. Ada beberapa kemungkinan seperti diuraikan berikut ini.

Pertama, si cowok memang bertipe gampang akrab. Bila ia memperlakukan beberapa cewek lain dengan akrab juga, jelas sudah, ia tidak atau belum mencintai si cewek. Hanya saja, si cewek sudah ge-er duluan. 

Solusinya, tidak usah ragu, bertemanlah secara biasa saja tanpa berharap terlalu jauh. Jika si cewek ingin mencari cowok yang serius dalam waktu yang sudah mepet, sebaiknya lebih membuka pertemanan dengan cowok-cowok lain, bisa jadi satu di antaranya akan menjadi jodoh. 

Hal ini sekaligus untuk menguji maksud HTS si cowok pertama. Bila ia memang tidak ingin kehilangan si cewek, harusnya ia berani nembak dan meningkatkan status hubungannya.

Kedua, si cowok bertipe senang hepi-hepi, menjadikan hubungannya sebagai hiburan atau rekreasi. Cowok bertipe begini biasanya rada genit, suka pamer dan senang dipuji. Solusinya sama dengan yang pertama, yakni tinggalkan saja.

Ketiga, si cowok sebetulnya ingin menjadikan si cewek sebagai pacarnya, tapi masih butuh waktu untuk memastikan bahwa ia tidak salah pilih. Solusinya, si cewek perlu sabar dan tetap menjalin HTS, tapi dengan menetapkan target di dalam hati. Misalnya, jika sampai 3 bulan lagi, si cowok masih belum nembak, ya wassalam saja.

Keempat, masih kelanjutan dari uraian butir ketiga di atas. Anggaplah tenggat waktu 3 bulan terlewati, tapi si cewek terlanjur sayang. Boleh saja tidak usah buru-buru mengucapkan wassalam. 

Teliti lagi karakter si cowok, mungkin ia memang bertipe introvert, kurang pede, bukan berasal dari keluarga yang berada, atau mungkin tingkat religiusitasnya demikian tinggi, sehingga ia perlu "dipancing".

Cara memancingnya, saat lagi berduaan dan suasananya nyaman, ajukan saja pertanyaan tentang planning-nya buat masa depan. Jika tidak terpancing, tak ada salahnya bertanya yang lebih spesifik umpamanya; "kamu sayang gak, sama aku?", atau seperti syair lagu grup band Armada "mau dibawa ke mana hubungan kita".

Klarifikasi itu sangat penting, agar si cewek juga terbebas dari berbagai pertanyaan dalam hatinya. Sehingga, kalaupun si cowok masih ragu untuk menjawab, si cewek sudah tidak penasaran lagi, sudah saatnya untuk say goodbye.

Kelima, ini semacam alternaif lain dari uraian butir keempat, di mana si cewek tidak mau pakai teknik memancing dan sudah tidak sabar menginginkan kepastian.

Di sisi lain, setelah ditelusuri, si cowok diduga punya kendala psikologis karena berasal dari kampung dan baru merantau ke kota besar. Ia juga tidak punya pengalaman berpacaran sebelumnya. Istilah kerennya, si cowok terkena cultural shock.

Nah, solusinya, cewek boleh lebih aktif. Zaman sekarang ini sebetulnya tidak tabu lagi bila cewek nembak duluan. Si cowok hanya tinggal bilang ya atau tidak saja, masak masih takut?

Memang ada risikonya bila ternyata si cowok mengelak tembakan si cewek. Bisa jadi si cewek akan terisak-isak di kamarnya satu hari satu malam. Tapi ini jauh lebih baik karena terbebas dari HTS. 

Namun, jika si cowok menyatakan ia juga cinta, sungguh lega, bukan? Tinggal selangkah lagi menuju pelaminan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun