Namun, kalau ada yang ngotot menyebutnya sebagai uang sekolah, juga tidak salah-salah amat. Asal si cowok menjadikan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran berharga. Jadi, pada masa selanjutnya, si cowok mulai mengurangi sifat borosnya, kecuali bisa dipastikan si cewek sudah menyambut cinta si cowok.
Hanya saja, dalam relasi sosial, memang sulit untuk terlalu hitung-hitungan. Bila seseorang sudah senang, ia tak akan menyesalkan mengeluarkan sejumlah uang, meskipun uang tersebut nantinya tenggelam begitu saja.Â
Hal itu tidak hanya berlaku dalam hubungan antar sepasang kekasih, tapi juga pemborosan orang tua yang memanjakan anak, pemborosan seseorang dalam memuaskan hobinya, dan sebagainya.Â
Jadi, mau dianggap tenggelam atau uang sekolah, tidak lagi relevan. Yang penting, hal itu dilakukan dengan memakai uang sendiri, bukan dari berutang, bukan dari hasil korupsi, dan dilakukan dengan sadar atas segala konsekuensinya. Tapi, kalau boleh saya menyarankan, perilaku boros itu, meskipun membuat hepi, sebaiknya dikurangi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H