Seperti yang saya lakukan, saya tidak berani menulis dua kata yang mengganjal, perfeksionis dan workaholic. Bila beliau ingin pendapat yang lebih jujur, seharusnya beliau diam-diam menguping pembicaraan antar staf saat istirahat makan siang.
Jika itu sulit dilakukan, mau tak mau si bos harus mau berkonsultasi dengan psikolog yang berpengalaman menangani gaya kepemimpinan yang efektif di perkantoran.
Dengan metodologi yang digunakannya, psikolog akan bisa menyimpulkan gaya kepemimpinan seseorang dan memberikan rekomendasi agar kepemimpinannya bisa lebih efektif.
Perfeksionis itu bagus-bagus saja jika situasi dan kondisi memungkinkan. Tapi, jangan paksakan anak buah harus seperti itu juga. Ingat, anak buah punya keluarga di rumah, sehingga jika mereka tak punya waktu untuk keluarga, akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H