Tapi, betulkah ada format baku dalam menyingkat kata-kata di atas? Sepertinya tidak ada. Perhatikan, demonstrasi menjadi demo, bukan demon. Tapi, kenapa untuk modifikasi dan notifikasi menjadi modif dan notif, bukan modi dan noti.
Anehnya, tidak semua kata yang bersuku kata panjang dipendekkan seperti itu. Kata komunikasi misalnya, belum terdengar diringkas menjadi komu atau komun. Demikian pula sosialisasi, simplifikasi, atau kata lain yang sebetulnya lazim di perkantoran. Begitu juga reputasi belum terdengar jadi repu atau reput, evaluasi jadi eva, atau eksekusi jadi ekse.
Semenatara itu, ada kata yang relatif pendek, masih saja disingkat, seperti borjuis menjadi borju, yang artinya orang kaya dengan gaya hidup mewah.
Jadi, apa kesimpulannya? Ya, begitu saja, suka-suka anak muda, kata mana yang mau dipendekkan dengan mengambil bagian depan dari suatu kata, dan mana yang tidak perlu dipendekkan. Yang jelas, bila banyak yang menyukai versi pendek, maka akan lebih populer dibandingkan kata seutuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H