Sekadar menyebut beberapa merek lain yang sama-sama mengklaim dapat meningkatkan imun, konsumen bisa memilih salah satunya. Merek-merek tersebut antara lain Theragran, Biobran, Imunea, Stimuno, Imunos, C2Fit, dan Anoxi.
Masih ada lagi pilihan lain, terutama bagi yang telah mengetahui khasiat obat dari Timur Tengah. Habatussauda atau jintan hitam, yang tersedia dalam berbagai merek dan kemasan, dinilai mampu mengatasi masalah pada sistem imun dan pernapasan.
Bagi yang sering mengamati iklan di televisi nasional, ada produk dalam sachet yang bernama Kojima (korma, jinten, madu). Apakah khasiatnya sehebat kata iklan, silakan mencoba.
Masih ada yang lain lagi? Vitamin C dosis tinggi, baik dalam bentuk tablet yang langsung diminum atau dilarutkan dalam segelas air, juga meningkat omzet penjualannya sejak pandemi. Demikian juga Vitamin D.
Apa yang telah ditulis di atas, belumlah mencakup semua, tentu masih banyak yang lainnya, yang sejak pandemi merebak, diburu oleh konsumen. Pendeknya, sekarang betul-betul jadi era keemasan bisnis obat, suplemen makanan dan minuman untuk daya tahan tubuh.Â
Lihatlah di Jakarta di sentra-sentra apotik dan toko obat seperti di Pasar Pramuka dan Pasar Jatinegara. Para pedagang di sana bergairah melayani pembeli, meskipun mereka saling berbicara dengan mulut tertutup masker.Â
Harapan konsumen, agar para produsen dan pedagang obat, tidak bersikap aji mumpung dengan mengeruk keuntungan berlipat ganda, seperti harga masker di awal pandemi. Bukankah penghasilan masyarakat lagi menurun?
Tapi, pelaku bisnis obat-obatan di atas juga harus sigap mengantisipasi, dengan adanya vaksin gratis yang diperkirakan tahun depan sudah mulai diberikan kepada masyarakat umum, bisa jadi era keemasan tersebut juga akan berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H