Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kenapa Harga Koran Bekas Makin Mahal?

15 November 2020   06:12 Diperbarui: 15 November 2020   11:56 2789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pemulung dengan sepeda motor yang sudah dimodifikasi menjadi gerobak melintas di Jalan Boulevard BSD Timur, Tangerang Selatan pada Jumat (22/6/2018)| Sumber: Warta Kota/Alex Suban via Tribunnews.com

Dulu, setiap hari di rumah saya selalu tersedia 4 koran, yakni Kompas, Bisnis Indonesia, Republika dan The Jakarta Post. Kemudian masih ada majalah mingguan Tempo dan majalah bulanan Infobank. 

Tapi, sejak 2017, dengan berbagai pertimbangan, terutama karena kemudahan mengakses berita daring, Kompas menjadi satu-satunya media cetak yang tersisa di rumah saya.

Dengan relatif banyaknya koran tersebut, meskipun pada dasarnya saya ingin menyimpannya dengan baik karena merasa sewaktu-waktu mungkin akan diperlukan, akhirnya saya tergoda untuk melepasnya ke pembeli koran dan besi bekas yang dengan gerobak sering berkeliling.

Lagipula saya sudah lama tidak lagi mengkliping berita atau opini yang menarik. Toh semuanya sekarang bisa di-browsing.

Sering pula koran tersebut saya berikan begitu saja kepada tenaga keamanan RT di lingkungan saya tinggal. Biasanya si petugas keamanan tidak menjualnya ke pembeli yang berkeliling, tapi datang langsung ke kios pengepul koran bekas karena dihargai lebih mahal.

Tapi seiring dengan memudarnya era media cetak yang semakin tergusur oleh media daring, ternyata pembeli koran bekas bergerobak semakin jarang terlihat. 

Mungkin mereka capek berkeliling tanpa ada yang menjual koran bekas. Soalnya, rumah tangga yang berlangganan koran semakin sedikit, sedangkan penjual eceran pun semakin langka pula.

Gampang ditebak, masing-masing media cetak saat ini oplahnya makin sedikit ketimbang beberapa tahun lalu. Jumlah halaman koran pun semakin tipis. Dikaitkan dengan hukum permintaan dan penawaran, jelas bahwa permintaan terhadap koran cetak semakin turun. 

Itu makanya harga koran sendiri tidak naik. Seingat saya sudah beberapa tahun terakhir ini Kompas mencantumkan harga Rp 4.500 di sudut kanan atas halaman depannya.

Namun demikian, harga koran bekas malah melonjak tajam. Ceritanya, Sabtu (14/11/2020), karena tumpukan koran dan majalah bekas saya sudah menggunung, memakan tempat, dan terkesan kotor, maka saya bawa ke pengepul yang kiosnya sekitar 1 km dari rumah saya.

Saya kaget ketika koran bekas sekarang dihargai Rp 3.000 per kg. Tahun lalu seingat saya masih Rp 1.900 - Rp 2.000 per kg atau kalau dilepas ke pembeli yang berkeliling dengan gerobak, hanya Rp 1.000 per kg. Lumayan juga uang yang saya terima, bisa buat ngopi-ngopi cantik di kafe kelas menengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun