Namun demikian, ada semacam isyarat yang diberikan Tini bahwa ia menyukai Tono, namun kondisinya tak memungkinkan menjalankan aktivitas pacaran seperti pasangan lain di sekolah itu yang pergi berdua ke tempat wisata. Atau tak mungkin pula apel di malam Minggu ke rumah Tini.Â
Larangan berpacaran dari orang tua Tini akhirnya terjawab, ketika baru menginjak tahun kedua ia kuliah, orang tuanya menerima pinangan seorang lelaki yang masih terhitung kerabatnya juga. Tini menyampaikan permohonan maaf pada Tono dan memohon Tono untuk melupakannya.
Maka layar pun ditutup sekian lama, tahu-tahu di sebuah acara reuni Tono dan Tini kembali bertemu, saling betukar nomor hape. The power of first love-pun merasuki jiwa mereka berdua. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Akankah masing-masing meninggalkan pasangan resminya, lalu mereka membangun rumah tangga baru pada usia yang tak lagi muda? Sang waktu yang akan menjawab.
Tapi, ngomong-ngomong, apakah anda percaya dengan keabadian cinta pertama?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H