Tentu BCA bukannya tanpa kelemahan. BCA terlihat tidak agresif mengembangkan produk tradisional bank seperti pemberian kredit, karena mungkin sadar, bank-bank BUMN lebih unggul. Alhasil, BCA lebih banyak bermain di kredit konsumtif. Sedangkan untuk kredit produktif, BCA banyak jadi pengikut dalam kredit sindikasi yang diinisiansi oleh bank BUMN.Â
Bila bertanya kontribusi perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, biasanya melihat pada pertumbuhan kredit yang disalurkannya. Karena ada multiplier effect dari pemberian kredit kepada dunia usaha dalam memutar roda perekonomian. Dalam hal ini, bank-bank BUMN lebih besar kontribusinya, apalagi dengan BRI yang sangat dominan dalam membiayai pelaku usaha mikro dan kecil.
Sekiranya tahun depan pandemi Covid-19 berhasil dikendalikan, maka bisnis perbankan diharapkan kembali normal. Kucuran kredit kepada dunia usaha kembali bergairah, investasi meningkat, lapangan kerja baru terbuka lagi, pendapatan masyarakat meningkat dan tingkat konsumsi juga meningkat.
Namun demikian, belum tentu dominasi bank BUMN pada peta perbankan nasional kembali pulih. Sekiranya BCA juga memainkan peranannya yang semakin besar dalam pengucuran kredit, dengan catatan tetap dilakukan secara prudent, bukan tidak mungkin BCA semakin kokoh di puncak klasemen perbankan nasional.